Bos Bandara Bali Utara Blak-blakan soal 'Amukan' Megawati hingga Progres Proyek

Wawancara khusus

Bos Bandara Bali Utara Blak-blakan soal 'Amukan' Megawati hingga Progres Proyek

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Rabu, 18 Jan 2023 21:07 WIB
Direktur Utama Bandara Bali Utara, Erwanto Sad Adiatmoko Hariwibowo
Direktur utama PT Bandara Internasional Bali Utara Erwanto Sad Adiatmoko Hariwibowo/Foto: (Herdi Alif Al Hikam/detikcom)
Jakarta -

Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri mengaku sempat 'ngamuk' besar soal rencana pembangunan bandara baru di Pulau Bali. Pembangunan bandara yang direncanakan terletak di utara pulau Bali, tepatnya adalah Bandara Internasional Bali Utara di Buleleng.

Megawati mengaku 'ngamuk' setelah mengetahui rencana pembangunan bandara tersebut. Menurutnya bandara tersebut bikin sumpek dan tidak memberikan banyak efek ekonomi kepada masyarakat.

Direktur Utama PT BIBU Panji Sakti, Erwanto Sad Adiatmoko Hariwibowo selaku pihak yang memprakarsai dan menggarap Bandara Bali Utara di Buleleng buka suara soal kritik yang dilempar Megawati.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, pernyataan Megawati disampaikan atas dasar kecintaan Mantan Presiden ke 5 itu kepada Bali. Seperti diketahui, darah Bali mengalir dalam tubuh Megawati. Neneknya merupakan putri asli Buleleng.

Namun, Erwanto yang akrab dipanggil Iwan menilai Megawati tak menyampaikan penolakan namun hanya kekhawatiran soal pembangunan bandara di Buleleng. Dia menyebutkan kemungkinan kekhawatiran itu muncul karena Megawati belum mendapatkan gambaran utuh soal pembangunan Bandara Internasional Bali Utara yang digarap oleh pihaknya.

ADVERTISEMENT

"Beliau itu takut kehilangan Bali. Kalau msialnya ada apa-apa, saya lihat ini worried (khawatir) saja bukan menolak. Karena menurut saya beliau belum mendapatkan gambaran utuh saja soal bandara bali utara ini," kata Iwan saat berbincang dengan detikcom di kantornya, bilangan BSD, Tangerang Selatan, Rabu (18/1/2023).

Iwan juga membicarakan banyak hal dengan detikcom, mulai dari progres terkini pengembangan Bandara Bali Utara hingga rencana besar bandara baru di utara Pulau Dewata. Berikut ini wawancara lengkap detikcom dengan Dirut PT BIBU Panji Sakti Erwanto:

Bandara Bali Utara di Buleleng ini sempat 'diamuk' Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri, tanggapan PT BIBU seperti apa?
Jadi gini, saya umpamakan begini kita kalau sama anak sendiri kan bisa marah kalau nakal, tapi kalau sama anak tetangga nggak mungkin bisa marahin. Jadi saya lihat Bu Mega ini cinta sama Bali, kecintaannya besar, bahkan neneknya juga orang Bali dari Buleleng juga. Beliau itu takut kehilangan Bali kalau misalnya ada apa-apa, saya lihat ini worried saja bukan menolak. Karena menurut saya beliau belum mendapatkan gambaran utuh soal Bandara Bali Utara ini.

Saya sih kepingin sekali ketemu beliau untuk jelaskan semuanya. Saya harap beliau berkenan terima kami dan kami jelaskan. Mimpinya itu sama, beliau kan katakan jangan sampai orang Bali tak terlibat dan tidak jadi pengusaha, konsep kami justru ikuti arahan Ibu itu.

Kita ini concern-nya 3 hal, sesuai dengan concern Ibu juga dengan pembangunan di Bali, satu tidak menggusur pura atau situs, dua tidak gusur lahan produktif, tiga tidak gusur perumahan masyarakat. Kalau dilaksanakan di darat ini kena semua tiga-tiganya. That's why kita bikin di lepas pantai, paling aman tiga-tiganya nggak kena.

Jadi menurut kami Bu Megawati ini saking cintanya sama Bali, itu lah kalau saya lihat. Mungkin dia memikirnya 'waduh rumah gue mau diacak-acak.' Padahal ya nggak, justru kita mau percantik. Kita perimbangkan juga Bali ini. Kan Bali ini berat ke selatan terus. Kita itu mau balance ekonominya di utara dan selatan. Jadi mungkin karena cintanya luar biasa, makanya worried. Saya harap kita bisa ketemu dan ngobrol sebenarnya apa yang kami rencanakan itu sama, melibatkan masyarakat, melibatkan rakyat semuanya.

Kita juga bukan cuma bangun bandara kita bangun 3 hal. Satu bandara, kedua aerocity yang menempel di dekat bandara semuanya di laut, yang ketiga aerotropolis ini akan jadi kota baru 2.800 hektare. Tanah siapa? Ini tanah masyarakat kita kerjasamakan, rakyat tak akan kehilangan tanahnya dan itu kepemilikan mereka di bandara ini.

Kita bangun hotel, tempat golf, tempat hiburan, rumah sakit, sampai kampus itu kerja sama dengan mereka. Kita kerjasama dengan perguruan tinggi di Bali juga. Kita nggak mau salah arah bangunnya gitu. Jadi kita bangun peradaban baru ini yang harusnya bisa didengar, mungkin seperti 'eh iya ini belum saya denger nih,' sama Bu Mega.

Selama ini juga kita perhatikan kan ada rencana bangun bandara di Bali Barat kan, dekat Taman Nasional Bali Barat, mungkin itu yang ibu soroti. Nggak bisa juga dong itu taman nasional pasti bermasalah. Kembali lagi kenapa ibu seperti itu? Ya menurut saya dia cinta sekali sama Bali.

Apakah dari PT BIBU ada upaya komunikasi dengan Megawati?
Kita lewat berbagai macam kanal yang ada kita coba komunikasi lah, belum pas aja waktunya. Saya yakin kita pasti akan ketemu dengan beliau. Kami ini kalau secara langsung memang belum ketemu Bu Megawati. Cuma ini kan proyek pemerintah, ini bandara juga betul-betul tak gunakan uang negara. Ini uang investasi kok, nggak buang-buang uang negara, even a penny pun nggak ada uang negara nggak ada APBN atau APBD di bandara ini.

Proyek kita ini juga sudah masuk RPJMN Bappenas, masuk ke rencana bandara di Perhubungan. Ini studinya juga panjang kok, ada 8 lokasi paling tepat ini ya dibangun di laut ini.

Bersambung ke halaman berikutnya soal alasan Bandara Internasional Bali Utara perlu dibangun. Langsung klik

Apa urgensinya apa sehingga Bandara Bali Utara ini diusulkan untuk dibangun?
Kalau bicara asal usulnya, ini dulunya diinisiasi Perdana Menteri Kanada. Pada tahun 2012 ada pertemuan internasional di Bali, semua kepala negara datang lah itu dengan pesawatnya masing-masing. Ngurah Rai itu penuh sekali saat itu. Nah 2012 itu PM Kanada kaget, karena dia turun pesawat, pesawat dia pergi lagi. Ditanya ke mana? Parkir pesawatnya ke Surabaya. Di sini nggak ada lagi tempat. Beliau ngomong lah dengan stafnya di Kedubes Kanada untuk Indonesia, usulkan lah bangun bandara baru di Bali. Karena ini kan pulau sering dipakai untuk pertemuan internasional. Ini baru antar penerbangan VIP, belum jadwal reguler yang jadi rusak karena VIP datang.

Kemudian, beberapa kali Gunung Agung ini meletus, bandara pasti tutup kalau angin abunya ke selatan. Wisatawan akhirnya kacau juga bandara tutup kan. Yang di Bali nggak bisa pulang, yang mau ke Bali nggak bisa masuk. Lalu, hitung-hitungan kami di 2026 itu Bandara Ngurah Rai Bali sudah peak, akan sangat sulit bahkan nggak bisa dikembangkan lagi. Mau tambah ramai? Nggak bisa secara teknis. Sekarang aja keluar tempat parkir sudah stuck, sana sini macet. G20 aja pas padatnya bisa lima jam itu Ngurah Rai ke Nusa Dua.

Melihat masalah-masalah ini maka kita ajukan studi untuk buat bandara baru di utara. Ketika ada bencana alam nggak akan masalah karena kalau angin ke selatan bisa landing di utara, angin ke utara ya sebaliknya. Lalu kalau ada acara internasional bisa terbagi dua traffic-nya kan, yang VIP dan wisatawan reguler. Ketiga adalah masalah kemampuan bandara yang ada tak kuat lagi menghadapi pertumbuhan penumpang. Jadi teknis sekali sebenarnya kan.

Maka kita buat studi, dan masuk ke dalam blueprint Kementerian Perhubungan. Bappenas juga masukkan kebutuhan Bandara Bali Utara ini di RPJMN. Jadi kita nggak asal aja bikin-bikin ini, kan ini investasi besar, nggak bisa asal.

Kita masuk sini sekitar tahun 2015, studi selesai 2016 dan juga seiring dengan rekomendasi bupati gubernur di tahun yang sama, tahun 2017 kita minta penlok ke Perhubungan sampai sekarang itu masih terus berproses. Tapi RPJMN 2015-2019 pun kita sudah masuk, di lima tahun berikutnya masuk lagi kita.

Kenapa Buleleng dipilih sebagai tempat pembangunan Bandara Bali Utara?
Buleleng itu kabupaten terbesar pertama di Bali, Singaraja kota terpadat kedua setelah Denpasar. Ini urusan perimbangan arah aja, dengan dibangun di utara kabupaten sekitarnya itu kena dampak ekonominya juga Karangasem, Bangli, dan Jembrana juga kena. Itu paling aman sekali, kita ciptakan new economic engine. Buleleng ini sentral sangat strategis.

Dulu pusat kotanya Bali itu di Singaraja, ketika dibangun bandara di Denpasar baru lah ekonomi pindah. Nah kita mau seimbangkan ekonomi untuk di utara juga.

Seperti apa dukungan warga masyarakat soal pembangunan Bandara Bali Utara?
Dukungan kita sudah banyak. Mulai dari nelayan, banjar, desa adat, kepala desa sekecamatan, desa adat, hingga ke puri-puri se- Bali. Di sini ada 15 kerajaan kecil, pimpinannya 15-15 orang itu tanda tangan dukungan buat kita. Kita libatkan semuanya. Dan saya yakin itu juga keinginan Bu Megawati, dia pernah bilang tolong gandeng semua pihak. We did it di sini. Kontraktor aja China, tapi Waskita, PP, BUMN lokal kita ajak juga pak.

Raja-raja Bali itu terakhir di bulan Desember dia memberikan surat resmi kepada Presiden Joko Widodo secara langsung meminta agar Bandara Bali Utara ini segera dipermudah pembangunannya sama pemerintah.

Alhamdulilah kita luar biasa dukungannya dari masyarakat. Saya pernah dipanggil oleh Sekjen PDIP. Beliau cerita ke saya, ibu marah, ini kejadian 2-3 tahun lalu. Ini bukan barang baru, statement Bu Megawati saja dalam menyebutkan Menteri Pariwisatanya kan Wishnutama waktu itu kan. Ini bukan case baru, ini case lama muncul lagi sekarang.

Pak Sekjen bilang ke saya, ini nyambung ke cerita sekarang, 'Ibu pernah panggil 4 menteri, ditanya lah bagaimana you jaga Bali?' Semua tak bisa jawab. 'Ibu takut Bali ini jadi Hawaii'. Jelas sekali Pak Sekjen katakan kepada saya.

'Terus gimana pak Iwan apa rencananya supaya Bali nggak hilang dengan adanya bandara ini?' Saya jelaskan saya bawa ini (album foto), saya nggak suka asal bicara, saya tunjukkan foto ini, 11 Raja Bali sembahyang bersama di lokasi proyek kami, semua datang ke kantor kami. Dengan seperti ini, siapa yang jaga Bali? Mereka yang akan jaga pak, mereka yang guarantee Bali akan tetap ada. Kami sembahyang dengan cara Bali, dengan Raja-raja Bali. Kami lakukan ritual Bali, dan semua tanda tangan persetujuan bangun bandara.

Pak Hasto kaget, 'kayaknya Ibu belum tahu masalah ini, ini saya kasih tahu ya Pak Iwan ke Ibu.' Monggo lah kata saya. Itu saya ketemu beliau di pertengahan 2022, baru kemarin itu. Saya ada fotonya nih dengan Pak Hasto.

Jadi dukungan masyarakat ke kami itu alhamdulilah besar, kita sendiri luar biasa dukungan mereka ke kami, mereka sembahyang minta agar bangunan bandara ini cepat jadi.

Pertemuan dengan Sekjen PDIP Hasto Kristianto dan progres proyek di halaman berikutnya. Langsung klik

Pertemuan dengan Hasto Kristiyanto apa tidak menjembatani PT BIBU ke Megawati?
Insyaallah ya. Nanti kita hubungi beliau lagi dan saya harap beliau bisa bawa kita ke ibu untuk bicara dan duduk bersama. Sejak saat itu dia bercerita, 'Ibu marah Pak Iwan, nggak usah bangun bandara, batal, nggak usah ada bandara.'

Suara dan harapan masyarakat seperti apa soal proyek ini pasalnya tadi sempat diklaim lebih banyak masyarakat mendukung pembangunan Bandara Bali Utara tanpa ada penolakan?
Mereka sederhana saja, mereka cuma pengin bisa bekerja. Selama ini masyarakat Bali Utara itu kerjanya di selatan, di Kuta, Denpasar, dan lain-lain itu. Di selatan semua mereka, di Bali 90% pariwisata kan. Mereka kerja di selatan tiap weekend pulang, uang habis di jalan. Kalau ada bandara ini kan mereka bisa saja bekerja di situ, nggak perlu merantau lah istilahnya. Ada yang cerita, 'pak saya gaji tiap bulan Rp 2 juta, bayar kos Rp 500 ribu, makan Rp 500 ribu, untuk transportasi Rp 500 ribu, yang ada tekor saya kalau kerja di selatan terus.'

Makanya kalau ada Bandara Bali Utara diharapkan bisa kerja, 200 ribu lapangan kerja ini akan kita buka kalau ada bandara. Mereka harap banget, kita kerja sama ini akan beda, masyarakat akan kami jamin semua. Belum lagi nanti ada aerocity dan aerotropolis.

Progres Bandara Bali Utara seperti apa sampai sekarang, mengapa selama ini terlihat seperti mandek tanpa ada kemajuan progres yang signifikan?
Secara aturan memang harus ada penlok, selama penlok proses, saya ketemu dengan Kepala Bappenas kemarin. Saya sampaikan begini begini, di depan saya Pak Suharso Monoarfa itu telepon langsung Menteri Perhubungan minta bantuan, kita ketemu deh kata dia.

Bappenas itu minta kita loncat lebih awal, tanpa ada penlok kita langsung dapat penetapan KPBU. Nah itu sudah dikeluarkan surat oleh Bappenas bahwa usulan KPBU itu sudah ada, kita tinggal tunggu balasan dari Kemenhub. Surat itu meminta menyiapkan segala hal soal kpbu itu, setelah kpbu selesai diharapkan penlok turun, nah kita langsung bekerja, groundbreaking, detailed engineering design, dan langsung lah proyek jalan. Seingat saya itu surat KPBU itu keluar September 2022. Statusnya sudah di ujung sebenarnya.

Jadi, saat ini semuanya tertahan di Kemenhub?
Ya betul, persis. Bolanya di Kemenhub. kalau penlok keluar, langsung jalan kita proyeknya. Kalau 2023 keluar penlok, 2026 kita bisa selesaikan. 3 tahun aja selesai.

Untuk investasi dan juga kontraktornya apakah sudah disiapkan, atau menunggu penlok ke luar baru disiapkan?
Udah aman semuanya, pembiayaan sudah ada agreement Rp 50 triliun dengan suatu lembaga, kontraktor juga aman dari China, kontraktor lokal juga sudah siap. Supplier aja nih sudah pada datang ke lokasi site kita.

Sudah melangkah cukup jauh lah sudah signifikan. Tinggal penlok turun langsung groundbreaking, siap sekali kita. Habis itu kita butuh waktu 2-3 bulan untuk detail engineering design, konsep desain awal kita masuk detil, tiang pancang berapa, pasirnya berapa.

Kita juga kan ada desainnya di atas laut, ini perlu diluruskan juga, kita ini nggak melakukan reklamasi tapi restorasi abrasi, kenapa? Karena laut di utara Bali ini tiap tahun tergerus 5 meter, tahun 70-80an lokasi yang bakal direstorasi ini dulunya daratan buat anak-anak main bola. Tergerus abrasi habis lah. Nah ini kami restore aja. Kita nggak melakukan reklamasi jadinya, kita kembalikan lagi lahan hilang.

Total investasi proyek Bandara Bali Utara berapa banyak dan didapatkan dari mana?
Kalau sama aerotropolis itu kita Rp 50 triliun, bandara aja Rp 17 triliun. Dari UNASDG, supporting juga investasi dari China. Karena kontraktor dia siapkan pendanaan juga, kontraktornya kan turn-key, dikerjakan baru kita bayar belakangan.

Target timeline pembangunannya seperti apa?
Kalau sesuai hitungan, kita 2023 turun penlok, maka 2026 itu selesai. Tepat sekali sesuai dengan harapan dan hitungan kita di 2026 Ngurah Rai itu sudah peak, target mereka penuh. Begitu dia penuh, kita support lah, 2026 satu runway akan siap, terminal siap semua.

Rincian kapasitas Bandara Bali Utara di tahap-tahap awal seperti apa?
Tahun pertama 10 juta penumpang, 5 tahun nambah, 2060 itu targetnya 30 juta penumpang. Desain kita ini di laut ada runway, terminal, dan di pesisir itu ada aerocity, kiri kanan. Ini supporting pergudangan, akan ada fasilitas MRO juga, ini ada juga supporting seperti rumah sakit, hotel bandara.Kita juga siapkan beberapa puluh meter dari daratan jadi nggak nempel ke darat, ada kanal kita bangun di sekitar pesisir, jadi nelayan bisa lewat melaut lah. Kalau untuk runway pertama 3,7 km, 1800 meter yang runway kedua.

Tadi sempat disinggung PT BIBU bekerja sama dengan kontraktor asal China, isu ini cukup sensitif di masyarakat Indonesia, apalagi menyangkut tenaga kerja. Apakah PT BIBU tidak takut bermasalah?
Paling siap ini mereka doang, gimana dong? memang kita harus jaga, kita jelaskan ya, di China kan pasti mereka mau bawa sumber daya manusianya kan, tapi kan kalau dia bawa cuma misalnya 500 kita ada 5.000 kan fair dong. Itu 500 juga ganti-gantian, setelah selesai pengerukan yang ahli keruk pulang, ahli struktur gantiin dia, ahli struktur pulang, ganti ahli konstruksi. Berganti-ganti dia jadinya. Tenaga besarnya pasti lokal saya guarantee itu, cuma 10% aja dari China itu.

Respons soal didepak dari daftar proyek strategis nasional (PSN) di halaman berikutnya. Langsung klik

Di pertengahan 2022, Bandara Bali Utara didepak dari daftar PSN. Artinya apa buat PT BIBU?
Memang PSN itu kan proyek strategis milik pemerintah, PSN itu proyek harus selesai 2024. Nah kami ketika masuk 2020, bangun bandara kan 3 tahun rencananya, harusnya 2023 selesai dong. Nah dalam perjalanannya di 2022 mulai aja belom kan penlok nggak turun-turun. Makanya kita jelas fasenya nggak kelar di 2024. Makanya kita dikeluarkan, tapi bukan berarti berhenti ini tetap akan jalan. Ini nggak ada masalah semuanya, karena kan kita nggak pakai uang negara juga kan. Ada atau nggak ada PSN ya kita tetap jalan aja.

Apakah ada perbedaan benefit dalam mengembangkan proyek tanpa PSN?
Memang ada kemudahan, misalnya pembebasan lahan, cuma kan kita nggak banyak pakai lahan darat. Ini kita kerja sama saja sama KKP sebagai yang menguasai laut. Kita sudah dapat dukungan dan izin KKP untuk yang di atas laut itu. Supporting psn memang ada kemudahan, cuma sekarang ya kita ibaratnya normal aja.

Justru ini malah sudah baik buat kami tanpa PSN, karena kita nggak dikejar-kejar target kelar 2024, kan kita bukan Roro Jonggrang juga kan bisa bangun apa-apa dalam semalam.

Kalau penentuan penlok kembali mundur, target 2026 akan mundur, apa yang bakal dilakukan PT BIBU?
Memang ada saja potensi itu. Cuma kita minta kita mohon dengan sangat lah agar pemerintah mau dengar suara masyarakat gitu, bukan buat semata-mata BIBU Panji Sakti, masyarakat di sana itu 7 tahun mereka menunggu gitu. Lama sekali. Nanti masyarakat jadinya kayak nggak percaya sama pemerintah, maunya tuh seperti apa, hanya bicara saja.

Kedua kasihan juga kan investor, kepercayaan investor ini bisa aja berkurang kalau seperti ini terus. Kok kami mau invest dipersulit gitu seakan-akan. Mundur mundur terus ya? Ini sudah ada investor mundur, dulu kan sama Kanada awalnya, mereka mundur karena terlalu lama. Mereka kelamaan dan membuat kami harus mencari lagi, dan kami dapatkan China ini. Dulu Kanada sama Kinesis.

Ini kok Presiden bilang ayo investasi, Kementerian BKPM dikasih target giliran ini sudah ada Rp 50 triliun siap investasi kok nggak masuk-masuk. Ini mesti dikasih karpet merah justru menurut saya. Apalagi kita ini kan creating new economic engine.

Mengenai rencana pembangunan fasilitas bandara di atas laut, apakah rencana ini ada imbasnya ke lingkungan sekitar?
Lokasi kita ini hasil dari studi kita, itu hamparan seluas ini hampir rata tak ada terumbu karang sama sekali, di daerah sini juga nggak ada nelayan nggak ada ikan. Ini kosong dan datar di bawah laut. Jadi secara lingkungan nggak ada masalah. Dulu ini sebenarnya daratan, kemudian kan ada abrasi jadinya laut makin naik. Ini konsepnya restorasi daratan yang kena abrasi tadi.

Pantai ini sudah bahaya kondisinya, kalau hujan atau air pasang ini air sudah naik ke daratan. Pemerintah terus menerus anggarkan penahan gelombang terus. Kalau ada kami kan ini bisa menahan semuanya.

Harapan dari PT BIBU soal proyek Bandara Bali Utara ke depan seperti apa?
Kami harap jangan lagi ada penundaan lagi, ini bukan bangun bandara kecil saja. kita mau bangun indonesia dari bali utara. kita bisa jadi hub di timur dan barat indonesia. Kebutuhan transportasi udara ini ada di kita tempat paling strategisnya.


Hide Ads