Permasalahan beras di Indonesia sampai saat ini bak benang kusut. Masalah belum terselesaikan, harga tinggi, produksi menurun, kondisi iklim belum pulih membuat stok untuk kebutuhan sulit terpenuhi.
Kondisi ini ternyata juga terjadi di seluruh dunia, bahkan menjadi momok menakutkan dunia. Beras pun menjadi komoditas superior yang diperebutkan untuk memenuhi kebutuhan pangan seluruh negara.
Dalam waktu yang sama, pemerintah Indonesia terus berupaya menekan harga agar tidak melonjak tajam. Keputusan impor pun diambil untuk memenuhi kekurangan produksi yang terjadi. Tugas inilah yang diberikan pemerintah kepada BUMN Pangan, Perum Bulog.
Kepada detikcom, Direktur Utama Perum Bulog, Bayu Krisnamurthi buka-bukaan terkait tingginya harga beras, perebutan beras di dunia, krisis pangan hingga memperkuat strategi menekan harga di tengah situasi panasnya politik dalam negeri.
Pak Bayu sudah kurang lebih sudah 2 bulan memimpin Perum Bulog setelah diangkat pada 1 Desember 2023, bagaimana bapak beradaptasi memimpin Bulog?
Saya kira nggak ada yang baru. Jadi saya sudah kenal Bulog sangat lama, bahkan sejak saya masih baru memulai karir profesional sebagai dosen di IPB (Institut Pertanian Bogor) terus sering berinteraksi dengan lembaga lembaga pemerintah. Doktor saya tentang koperasi, jadi saya berinteraksi dengan Kementerian Koperasi, dengan Bulog sangat dekat.
Saya punya banyak sekali sahabat-sahabat senior di Bulog sejak dulu, beberapa bahkan sudah Almarhum, bahkan saya cukup dekat dengan Beddu Amang secara profesional, karena beliau pernah menjadi Ketua Perhepi (Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia), di mana saya juga pada periode yang kira kira 10 tahun terakhir dua kali periode Ketua Perhepi. Jadi, dengan Bulog saya sangat lama sudah berinteraksi.
Kemudian, jadi saya memahami betul peran dan fungsinya. Saya pernah jadi Dewas (Dewan Pengawas) di Bulog 2007-2012, kemudian jadi Kadewas, selama 6 bulan sebelum tanggal 1 Desember 2023 saya dilantik jadi Dirut. Kalau ditanya, hampir nggak ada surprise sama sekali, begitu Jumat malam dilantik, kan dilantiknya cuma dibacain SK ya, Sabtu sudah langsung rapat itu hanya pakai Zoom, Senin sudah ngantor. Praktis, nggak ada hal yang terlalu mengejutkan sudah tahu kondisi Bulog kaya apa kondisi keuangan dan penugasan.
Ada nggak tantangan yang dihadapi dalam pemimpin Perum Bulog?
Ya, tantangannya besar, tantangannya besar karena penugasan Bulog besar. Tanggung jawabnya (Bulog) besar sekali, menyelesaikan bantuan pangan pada 2023 kemudian dengan SPHP (stabilisasi pasokan dan harga pangan)-nya. Kemudian melanjutkannya pada 2024 dengan perubahan data dengan proses di awal tahun yang sebelumnya dimulai pada awal Maret, ini di Januari. Kemudian menghadapi suasana yang menghangatkan dari politik dan pemilu. Tantangannya besar tetapi ya sudah kita hadapi sejak hari pertama. Disebut enjoy juga nggak karena cukup besar tugasnya sehingga harus ditangani dengan serius.
Soal stok Bulog yang dikuasai saat ini gimana dan berapa banyak?
Saya kira saya paling yakin bahwa stok Bulog cukup, cukup untuk menjalankan tugas bantuan pangan 3 bulan atau 6 bulan. Demikian cukup untuk menjalankan SPHP-nya sampai dengan 3 bulan atau 6 bulan. Kenapa saya bilang 3 bulan atau 6 bulan? Karena nanti ada panen, panen itu apakah itu dijalankan atau dihentikan dulu itu kebijakan pemerintah, Bulog menjadi pelaksana saja. Tetapi kalau harus dilaksanakan, kita siap stok cukup. Yang saya maksud stok cukup itu adalah, yang sudah di tangan sudah masuk gudang Bulog, stok dalam perjalanan pelabuhan-pelabuhan maupun di dalam perjalanan dari impor yang sudah dikontrak.
Yang akan masuk berapa?
Pada Desember Bulog melakukan lelang 540 ribu, hampir semuanya sudah masuk. Mungkin masih ada kurang lebih 100.000 atau 120.000 dalam perjalanan atau bongkar. Kemarin Bulog melakukan lelang lagi 500.000 dan itu akan masuk perlahan-lahan Februari dan seterusnya.
Penambahan 1,5 juta ton di 2023?
Ya kita lihat dulu, ini akan masuk panen. Kita harus perhatikan juga kondisi panen, kalau ternyata panennya bagus kita serap dari dalam negeri, ya impornya kita hentikan dulu. Karena ini izin impornya kan 1 tahun. Jadi kita selalu perhatikan kondisi yang ada, jadi kalau ternyata kondisinya tidak sebagus yang kita bayangkan, harga nggak turun, malah cenderung naik, ya kita beli lagi.
Berarti 500.000 akan masuk, itu dari kuota yang tahun berapa pak?
Itu sudah kuota tahun ini dari 2 juta ton. (Sisa kuota 2024 1,5 juta ton) itu anytime dapat dilakukan Bulog bisa membeli kita melihat situasi dan teman teman pemasok Bulog mereka sudah standby.
Tambahan impor 1,5 juta ton 2023 itu artinya sudah masuk di tahun berapa aja?
Jadi ada carry over 2022 itu 300 ribu ton. Itu di tahun 2023 izin pertama, masuk semua. Izin kedua 1,5 juta ton, masuk 1 juta ton, jadi 3,3 juta ton, itu ada carry over 2022. Penugasan 1,5 juta ton masih sisa 500 ribu itu masuk di 2024. Yang akan masuk dari 540 ribu carry over dan 500 ribu kuota tahun ini.
Impor kemungkinan bisa bertambah lagi nggak tahun ini?
We don't know, yang jelas kita bersiap. Bulog tugasnya bersiap, memang kalau harus tambah, kalau nggak alhamdulillah.
Kalau cuaca seperti ini ganggu bongkar muat nggak?
Iya, jelas, kita hampir semua... berasnya hampir semua dari karung dan masuk lewat kontainer. Ada juga masuk, istilahnya jadi diantar pakai jaring, itu kalau hujan menyulitkan. Jadi kalau hutan kita tutup dulu. Jadi kalau hujan gini mengganggu bongkar muat.
Ada ketakutan dari petani, kalau impor itu masuk ketika panen raya, bagaimana Bulog memastikan impor ini nggak masuk ketika panen raya?
Kritikal poinnya dari petani kan harga ya, jadi harga sekarang kan Rp 7.500 sampai Rp 8.000 GKP, padahal HPP kita kan Rp 5.000, jauh sekali. Dugaan saya, kalau panen pasti terpengaruhlah, karena memang namanya tambahan pasokan. Tetapi yang menjadi kunci bagi Bulog, apakah harganya sampai jatuh? Tetapi kalau sekarang sudah panen dari sekarang Rp 7.500 sampai Rp 8.000, kemudian turun misalnya ke Rp 7.000, itu masih wajar. Ya sudah.
Nyatanya sampai dengan hari ini, Bulog tahun lalu, impor begitu besarnya dan tahun ini besar, harganya tetap bertengger di Rp 7.500 sampai Rp 8.000. Jadi mungkin produksi panen kita yang sebenarnya tidak sebagus yang kita bayangkan, itu kuncinya di harga. Karena toh petani kan sudah mendapatkan harga yang bagus. Jadi petani tidak usah terlalu khawatir, impor atau tidak impor itu nomor dua. Nomor satu itu adalah harganya petani terjaga atau tidak.
Bagaimana ketika panen raya Bulog bersinergi dengan petani untuk menyerap beras, alurnya kapan Bulog waktunya menyerap?
Bulog terus terang aja mulai bersiap untuk menyerap, sekarang pun. Dan mekanisme penyerapannya Bulog ada dua, satu menggunakan mekanisme penyerapan PSO, nah itu yang menggunakan HPP dan ada penyerapan komersial. Penyerapan komersial ini lebih meminta standar yang lebih tinggi karena nanti dijualnya untuk premium juga. Jadi, memang persyaratannya yang diminta Bulog untuk pembelian komersial itu lebih tinggi, baik dari kualitas, jenis berasnya harus jelas dan sebagainya. Makanya harganya tidak akan ikut HPP. Kita jalan terus tuh.
Kemudian menggunakan HPP, kalau menggunakan HPP tunggu kena di HPP, kalau nggak petani nggak mau dong. Orang kita izinnya cuma Rp 5.000, kalau misalnya harganya Rp 7.000, gimana ngejarnya.
Kemudian yang harus diperhatikan, Bulog itu besar, jadi sekali Bulog masuk ke pasar, itu para pemain lain jadi gelisah langsung "Waduh Bulog masuk pasar nih, jadi kita beli dulu nih, sebelum diambil Bulog." Jadi mereka akan berlomba naik dan itu dampaknya inflasi harganya akan naik. Bulog akan sangat hati hati akan masuk, melakukan pengadaan itu, karena itu tadi justru, penggilingan penggilingan ini nanti justru berlomba naik.
Alternatifnya, Bulog beli dari penggilingan, penggilingan kecil-kecil beli dulu, katakanlah mereka ubah dulu dari gabah menjadi beras pecah kulit, beras yang masih kasar, masih kusam warnanya, itu yang dibeli Bulog. Kemudian masuk ke sistem pengolahannya Bulog, untuk menghasilkan beras yang bagus. Makanya Bulog punya fasilitas dua, satu namanya sentra pengolahan padi, ini beli gabah langsung diolah, keluarnya beras sudah dikemas bagus sekali. Ini yang paling dekat di Karawang. Kedua, sentra pengolahan beras, ini kita beli beras dari penggilingan, kita masukan dalam proses juga kita olah lagi, jadi keluarnya sesuai dengan standar Bulog.
Jadi, pengadaan dalam negeri Bulog ada berbagai macam cara dan alternatif tergantung yang ada di lapangan. Yang memang belum, yang mau kita dorong adalah Bulog masuk ke onfarm, jadi kita melakukan semacam kontrak farming, kita turun ke sawah membina petani, kasih pupuk, kasih bibit, kasih teknologi, sampai kemudian dapat hasilnya kemudian kita beli. Program ini ada platformnya sudah namanya Makmur (Mari Kita Majukan Usaha Rakyat), komandannya itu PIHC (PT Pupuk Indonesia). Jadi, Bulog akan ikut di situ, nanti mudah mudahan ke depan, kalau sekarang sudah telat, jadi ke depan kita akan terlibat dan nanti Bulog akan menjadi offtake-nya. Bukan hanya offtake-nya kita juga kasih input dan membina itu tadi.
Sekarang kan harga beras, Februari 2023 dinaikkan HET beras, Maret 2023 juga sudah naik lagi. Nah saat ini medium itu sudah naik ke angka Rp 13.400 sampai Rp 14.000 dan premium itu Rp 15.600 sampai Rp 16.000. Kondisi kenaikan harga beras ini kenapa terjadi lagi, di saat Bulog juga melakukan intervensi dengan bantuan pangan dan SPHP?
Bayangin coba kalau Bulog nggak menyalurkan, berapa harganya? Bisa Rp 20.000 itu yang premium. Jadi, kenapa terjadi begitu? Tahun 2023, 7 bulan itu kita defisit dari 12 bulan, 7 bulan kita defisit. Tahun 2022, surplus 1 tahun itu kurang lebih itu 1,5 juta ton. Kalau surplus 2023 itu tinggal 300 ribu ton. Jadi produksi memang turun di tahun 2023. Di Januari-Februari, BPS (Badan Pusat Statistik) bilang ada defisit 2,7 juta ton sampai 2,8 juta ton.
Jadi, harga-harga itu representasi dari kondisi pasar, terutama produksi. Bagaimana Bulog? Kita bisa memastikan untuk kelompok masyarakat yang paling membutuhkan, yaitu kelompok masyarakat miskin itu mereka dapat bantuan pangan. Coba bayangin, kalau mereka nggak dapat bantuan pangan? Itu lebih panik lagi pasar beras, mereka akan gentayangan mencari beras ke mana mana, dengan harga sudah mahal, sangat sudah. Ini kan orang orang yang sangat sensitif yang nggak bisa makan ya. Mereka akan mengejar dan bisa malah menimbulkan masalah-masalah lain.
Sesudah itu, kita pakai SPHP, SPHP itu Bulog sebenarnya sudah nggak Rp 1.000 lagi sudah hampir Rp 2.000 dengan harga pasar. Ini kan untuk gandolin supaya tidak naik. Tahun 2023, kita sudah sampai 1,3 kali, atau 130% dibandingkan tahun sebelumnya. Bulan ini atau Januari itu sudah 160% dibandingkan Januari tahun lalu. Jadi, SPHP ini masih masif dicari oleh masyarakat, menurut saya karena memang pasokannya sedang turun.
Harga itu representasi dari produksi, makanya itu tadi, dan itu datanya menunjukkan sekali bahwa pada saat tidak ada bantuan pangan dan SPHP, itu pastinya harganya naik, curam. Kemudian ketika ada SPHP dan bantuan pangan, memang nggak turun, tetapi dia bertahan di atas, dia flat di atas. Belum bisa menurunkan karena yang bisa menurunkan itu cuma produksi.
Produksi kita itu 31-32 juta (ton), sekarang produksi kita cuma 30an juta ton, pengeluaran Bulog kira kira 2,5 juta. Jadi, 10% aja nggak. Jadi kalau harus menurunkan, nggak bisa. Tetapi paling nggak mengisi gap yang kurang. Jadi akhirnya harganya nggak naik.
Artinya bantuan pangan dan SPHP itu cukup menahan harga ya?
Iya, saya mengatakan berkali-kali, kita bisa menstabilkan harga, artinya inflasi berkurang, harga tidak naik lagi, tetapi belum berhasil menurunkan harga. Tidak berhasil menurunkan harga kenapa? Karena kalau menurunkan harga itu basisnya produksi.
Tonton juga Video: Ganjar Singgung Harga Beras: Kita Sedang Tidak Baik-baik Saja
(ada/eds)