Jakarta -
PT Hutama Karya menjadi BUMN yang memiliki tugas berat untuk menyelesaikan mega proyek Tol Trans Sumatera. Hutama Karya punya target untuk menyelesaikan seluruh jaringan tol sepanjang lebih dari 2.000 kilometer di pulau paling barat di Indonesia.
Tentu saja itu bukan tugas mudah, selama sekitar 10 tahun ditugasi membangun jaringan tol di Sumatera, BUMN Karya ini baru bisa menyelesaikan hampir 600 kilometer jalan tol saja hingga saat ini.
"Secara umum sampai saat ini yang sudah beroperasi di Tol Trans Sumatera ini sudah ada 597 kilometer. Kemudian yang sedang dibangun dan akan selesai itu ada 376 kilometer," ungkap Direktur Utama Budi Harto dalam wawancara khusus bersama detikcom.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepada detikcom, Budi Harto juga bercerita soal dampak-dampak ekonomi yang terjadi setelah 597 kilometer jalan tol beroperasi di Sumatera, beberapa ruas tol yang mau 'dijual,' hingga rencana Hutama Karya menjadi operator jalan tol sekelas Jasa Marga. Selengkapnya, berikut ini kutipan wawancara Budi Harto dengan detikcom
Bagaimana pengalaman di dunia konstruksi, beda di Hutama Karya jalan 4 tahun ini dengan sebelumnya?
Jadi pada dasarnya BUMN Karya ini kan bisnis utamanya penyedia jasa konstruksi. Penyedia jasa konstruksi ini customer utamanya pemerintah. Sebagai penyedia jasa kepada pemerintah, ini sangat ketat sekali pengaturannya. Maka yang terjadi adalah persaingan yang sangat ketat.
Persaingan yang sangat ketat ini, rupanya setelah sekian tahun berjalan, ini tidak membawa hasil yang baik bagi BUMN Karya. Malah buat masalah karena apa namanya nilai pinjaman, proyek-proyek tidak semuanya menghasilkan laba dan sebagainya.
Jadi memang ini perlu ditinjau regulasi yang baru. Bagaimana supaya kehadiran karya ini pasti diperlukan oleh pemerintah karena untuk membangun infrastruktur yang besar, itu harus BUMN Karya ini, yang di dalam negeri yang mampu melaksanakan. Namun demikian juga kondisi persaingan yang berat ini harus disiasati dengan baik tanpa melanggar hukum.
Kondisi persaingan yang berat itu seperti apa contohnya?
Jadi misalnya kami ini biasa menawar pekerjaan di bawah 90% atau bahkan di bawah 80% dari owner estimate. Pada waktu tender, owner pemilik proyek itu kan memberikan perkiraan biaya. Dalam persaingan ini supaya mendapatkan kemenangan, maksudnya itu harganya itu rendah sekali. Kan menjadi tidak layak sebenarnya, proyek itu untuk diambil dengan cara seperti itu.
Berarti ada perang harga juga di situ ya?
Iya, perang harga di situ. Ini yang harus disiasati pemerintah bagaimana persaingan ini menjadi berkurang. Kami sudah menerima surat dari Menteri BUMN bahwa Waskita akan bergabung dengan Hutama Karya. Tentunya supaya jumlah persaingan ini semakin berkurang. Mungkin yang lainnya juga akan ditata begitu, menjadi holding dan subholding begitu.
Ada indikasi mungkin BUMN lain juga bergabung dengan Hutama Karya?
Saya dengar pemerintah sudah memutuskan menjadi 3 holding. Kemudian nanti yang lain menjadi subholding.
Hutama karya dalam 10 tahun terakhir kan diberikan penugasan yang cukup besar, dan bebannya juga cukup besar untuk Hutama Karya menuntaskan lebih dari 2.000 kilometer jalan Tol Trans Sumatera. Sampai saat ini sudah berapa banyak progres yang tercipta dari pembangunan selama 10 tahun terakhir, dan kira-kira sampai akhir 2024 nanti bagaimana proyeksi untuk tol yang bisa beroperasi atau dilewati oleh masyarakat?
Saya ingin sampaikan seperti data di depan ini, ini adalah sebagian pekerjaan yang sudah selesai dan sedang dibangun dan akan selesai tahun 2024. Namun demikian, tahun 2025 ini juga dimulai tahap kedua, yaitu dari Palembang sampai Jambi, yang akan selesai tahun 2026. Secara umum sampai saat ini yang sudah beroperasi di Tol Trans Sumatera ini sudah ada 597 kilometer. Kemudian yang sedang dibangun dan akan selesai itu ada 376 kilometer.
Di dalam layar ini nampak yang di dalam kotak hijau, yang warna hijau, kotak hijau itu sudah beroperasi. Seperti Pekanbaru-Dumai sudah beroperasi. Full operasi. Palembang-Indralaya 22 kilometer itu sudah beroperasi. Terbagi Besar-Kayu Agung 189 kilometer sudah beroperasi. Kemudian Taba Penanjung-Bengkulu, 18 kilometer sudah beroperasi. Kemudian, Indralaya-Muara Enim 65 kilometer sudah beroperasi. Dan yang biru-biru ini yang akan kami selesaikan di tahun 2024 ini. Masih konstruksi, insyaallah September akan selesai semua.
Tapi ada sebagian yang sudah beroperasi?
Ya seperti Sigli-Banda Aceh itu sudah tiga ruas beroperasi, Binjai-Langsa itu juga sebagian sudah beroperasi. Kemudian Pekanbaru-Koto Kampar ini juga sebagian sudah beroperasi.
Nah ada kotak yang warnanya merah itu, Medan-Binjai 17 kilometer dan Bakauheni-Terbanggi Besar 141 kilometer, itu sudah dibeli oleh INA. Diambil alih oleh INA karena secara finansial sudah layak. Jadi konsep ke depan, Tol Sumatera ini nanti asset recycle. Jadi yang sudah layak secara finansial itu akan dibeli oleh investor, kemudian hasilnya akan kita gunakan untuk membangun yang belum.
Itu dibeli sama INA, skema-nya apa?
Skemanya ya pengambilalihan secara mutlak.
Jadi seluruh porsi saham yang tadi jadi milik INA?
Iya seperti itu.
Untuk sampai 2024 berapa panjang Tol Trans Sumatera yang bakal beroperasi?
Ada 972 kilometer yang sudah bisa dilewati dan sudah bertarif.
Masih jauh, dari target yang 2.000 kilometer sekian?
Jadi kalau kita ingin menyambung sampai Medan, maksudnya dari Bakauheni sampai Medan menyambung, itu perlu dibangun dari, kalau dari Palembang ke Jambi kan sudah akan mulai ini. Jambi-Pekanbaru itu ada 375 kilometer, kemudian Dumai-Kisaran ada 293 kilometer, jadi totalnya ada 668 kilometer. Ini kira-kira akan memerlukan dana sekitar Rp 140 triliun. Jadi saya kira pemerintahan 2024-2029 akan menyelesaikan ini, sehingga tahun 2029 nanti kita sudah bisa melewati Tol Sumatera ini dari Pekanbaru sampai Medan, sehingga total panjang sekitar 1.700 kilometer.
Sempat dijelaskan bahwa ada beberapa tantangan dalam membangun Tol Trans Sumatera, medannya ini banyak berbeda dengan yang dilalui sama Tol Trans Jawa. Boleh diceritakan seperti apa sih medan yang dilewati sehingga menjadi beban atau mungkin tantangan untuk Hutama Karya?
Jadi, strategi arahannya Pak Menteri PU, ini yang dibangun duluan adalah backbone, dari Bakauheni, Palembang, Jambi, kemudian Pekanbaru, Dumai, sampai Medan, terus ke Banda Aceh. Kemudian yang sebagian yang sudah kita mulai yang di samping-samping, yaitu yang sirip-sirip, yaitu yang dari Sumatera Barat dan dari Bengkulu.
Namun dari Bengkulu dan Sumatera Barat ini cukup berat karena harus menembus Bukit Barisan, itu diperlukan terowongan yang sangat panjang, yang biayanya tentu sangat mahal. Oleh karena itu, maka pemerintah mengutamakan jalur yang backbone dulu, jalur yang utama dulu. Walaupun sebenarnya kalau kita lihat jalan nasional existing yang dari Pekanbaru ke Sumatera Barat itu kondisinya sangat berat. Seperti kalau musim hujan begini, banyak longsor-longsor karena di sana bentuknya bukit-bukit begitu.
Oleh karena itu sebenarnya kehadiran tol ini juga sangat sangat, sudah sangat diperlukan. Namun demikian insyaallah pemerintah akan segera membangun juga karena saat ini JICA dari Jepang itu sudah melakukan studi untuk yang dari Sumatera Barat ke Pekanbaru.
Maksudnya ruas Padang-Sicincin?
Padang Sicincin sudah kami bangun, sedang kami bangun kemudian Sicincin, kemudian nanti Bukittinggi sampai tembus ke Pekanbaru itu yang akan dibangun dengan yang menggunakan studi dari JICA ini.
Jadi kolaborasi dengan JICA untuk bisa meneliti pembangunan dengan metode seperti apa ya, atau ada mungkin pendanaan juga dari JICA?
Konsepnya begitu. Mungkin ada pinjaman dari JICA untuk yang dua ruas tol ini.
Simak juga Video: 10 Tahun Trans Sumatera Rintis Kekuatan Baru Ekonomi RI
[Gambas:Video 20detik]
Kalau bicara pembangunan tol Trans Sumatera kan Pak sampai saat ini sudah beroperasi tadi sekitar hampir 600 kilometer. Selama 10 tahun dibangun mendapatkan 600 kilometer apakah ini sudah menjadi sesuatu yang sesuai dengan ekspektasi atau ada catatan tersendiri?
Jadi konsep awal yang dulu waktu dimulainya penugasan ini itu diharapkan Tol Sumatera ini itu diharapkan bisa dibiayai dengan ekuiti yang cukup 70%, yang 30% dari dana pinjaman. Strategi pemerintah kan untuk infrastruktur yang diperlukan jika finansial layak itu akan diberikan kepada BUMN dan swasta untuk investasi. Kalau tidak layak itu akan diambil oleh pemerintah dengan cara penugasan atau dibangun oleh pemerintah sendiri.
Nah, Tol Trans Sumatera ini secara finansial tidak layak, maka pemerintah memberikan penugasan kepada Hutama Karya untuk melaksanakan pembangunan proyek ini. Memang semula ada sebagian pinjaman yang harus, yang telah dilakukan, namun setelah kita evaluasi, setelah beroperasi, ternyata traffic-nya tidak seperti yang waktu studi. Jadi akhirnya pemerintah memutuskan membiayai Tol Sumatera ini dengan full equity melalui PMN. Melalui PMN, dengan penyertaan modal dari pemerintah untuk Hutama Karya yang sampai saat ini sudah mencapai Rp 110 triliun
Berarti total sekarang kebutuhan pendanaan Trans Sumatera didanai oleh equity tadi?
Equity ya. Tapi ada yang sudah kita recycle di dua ruas tol itu, itu kita gunakan untuk menurunkan pinjaman. Kemudian kita sudah siap-siap untuk menawarkan ruas baru lagi sepanjang 189 kilometer dari Terbanggi Besar sampai Kayu Agung, itu sudah layak secara finansial. Nah nanti kalau ini laku, ini sebagian akan kita gunakan untuk menurunkan pinjaman, sebagian kita gunakan untuk ruas tol baru, di antaranya adalah ruas tol dari Lampung ke Pelabuhan Panjang Lampung, sebesar sekitar Rp 5 triliun lah untuk tol itu.
Jadi konsepnya Tol Sumatera itu begitu, dibangun kemudian traffic-nya tumbuh layak secara finansial dan dijual, kemudian nanti digunakan untuk membangun ruas baru lagi.
Selain ruas-ruas itu, apakah ada lagi ruas tol yang sudah matang dan bisa ditawarkan untuk dijual?
Jadi terakhir yang Terbanggi Besar Kayu Agung, setelah itu akan menyusul nanti dari Dumai, Pekanbaru sampai Dumai.
Apakah sudah dapat pembelinya?
Belum. Ini kita harapkan nanti INA akan mengambil lagi. Dan saya dengar INA sekarang baru memproses untuk memindahkan dari yang kemarin dibeli dari Hutama untuk ditawarkan kepada investor asing, sehingga INA ini menjadi operator untuk investasinya.
Jadi, outline-nya semua tol yang dibangun sama Hutama Karya akan dijual kembali?
Dijual untuk membangun ruas yang ada. Jadi tidak semuanya. Pada saat selesai nanti, kan berarti nggak perlu dijual lagi, kan? Jadi dijual layak, dijual kemudian untuk membangun baru. Ada lagi yang layak secara finansial, kemudian hasilnya untuk membangun tol yang baru lagi.
Ketika dijual misalnya ke INA, berarti konsesi lepas ke INA sepenuhnya, pada akhirnya apakah Hutama Karya cuma jadi sebagai kontraktor?
Di awalnya sebagai investor. Jadi kita sebagai investor, kemudian kita operasikan, kalau sudah layak, baru kita tawarkan ke pihak ketiga untuk diambil alih. Hasilnya untuk membangun yang baru lagi.
Berarti dalam pipeline, yang sudah matang kemungkinan akan di-recycling lagi?
Iya benar.
Apakah ada catatan dari Hutama Karya terkait dampak transportasi, logistik yang ada di Sumatera setelah ada tol, apakah kehadiran tol yang hampir 600 kilometer ini sudah dirasa berdampak bagi masyarakat?
Sekarang sebagai contoh misalnya dari Bakauheni sampai Palembang, sebelum ada tol ini sekitar 11 jam, sekarang cukup 3,5 jam, 3-3,5 jam sudah sampai. Ini saya yakin bisa menurunkan biaya logistik yang sangat signifikan. Kemudian juga akan terjadi pertumbuhan ekonomi di situ karena aksesibilitasnya tersedia dengan baik. Oleh karena itu, kami nanti akan bangun, connect dengan Pelabuhan Pandang di Lampung. Dengan demikian, distribusi logistik akan lebih lancar lagi dengan adanya tol ini.
Mungkin masyarakat sekarang merasa mahal dengan adanya hadirnya tol ini ya. Itu karena mereka sebelumnya di jalan itu tidak membayar. Tapi mereka membayar BBM. Bayangkan dari Palembang ke Lampung itu 11 jam. Berapa BBM yang dibakar. Tapi kalau sekarang kan hanya 3 jam, 3 setengah jam, kan hanya sepertiganya. Jadi, efisiensi dari BBM ini saya kira itu juga merupakan efisiensi dari biaya logistik yang terjadi.
Untuk masyarakat umum, apakah dampak dari Tol Trans Sumatera sudah terasa, mungkin ada cerita untuk hal ini?
Dampaknya ada kelihatan, bahwa traffic selalu meningkat. Traffic meningkat. Kemudian kami juga dapat informasi dari teman-teman PLN bahwa saat ini di beberapa tempat yang keluar masuk tol ini ada peningkatan penambahan sambungan baru yang cukup besar di atas rata-rata nasional. Ini menunjukkan bahwa di situ ada pertumbuhan ekonomi. Saya yakin nanti akan ada banyak pertumbuhan industri di sepanjang jalan tol ini.
Disinggung traffic lalu lintas naik tadi, kontribusi ke keuangan Hutama Karya bagaimana?
Jadi HK memang ini satu penugasan. Ya jadi dengan adanya traffic ini tahun 2026 nanti, kami harapkan bahwa cash flow itu sudah positif. Positif tapi tidak rugi saja begitu. Kalau sampai sekarang ini memang masih mengalami kerugian. Itu untuk tol saja. Jadi kami memisahkan. HK ini kan di samping penugasan Tol Sumatera ini juga punya bisnis jasa konstruksi. Ini kita pisahkan, kami pisahkan pembukuannya. Jadi yang di Tol Sumatera ini tahun ini masih negatif, tapi tahun 2026 nanti akan positif.
Ruas-ruas mana saja yang sudah terlihat pertumbuhannya positif saat ini?
Ya, sudah sebagian positif di Medan, kemudian Pekanbaru-Dumai, walaupun pas-pasan begitu. Kemudian Kayu Agung-Terbanggi Besar yang tadi saya sampaikan itu juga sudah kondisinya sudah cukup baik begitu. Sekitar Palembang itu baik. Dan kami ini dapat tugas untuk meneruskan pembangunan jalan tolnya Waskita yang dari Kayuagung sampai Kapal Betung. Sampai Betung. Itu saya kira traffic-nya cukup bagus karena melalui kota di Palembang.
Soal tarif yang dirasa mahal, pada akhirnya Kementerian PUPR sempat waktu itu membagi golongan menjadi 3, saat ini apakah masih terdengar suara-suara atau masukkan aspirasi dari masyarakat tentang tarif tol yang dirasa terlalu mahal?
Ya semakin ke sini semakin menyadari masyarakat dan semakin bisa menikmati gitu. Jadi kayak tol di Palembang sampai Lampung ini, kalau hari Minggu itu tambah ramai. Jadi kelihatan bahwa orang Lampung berekreasi ke Palembang, orang Palembang berekreasi ke Lampung gitu. Kemudian juga pedagang dari Lampung Barat gitu dari pagi jalan, dari jam 9-10 sudah sampai Jakarta. Kayak sayuran-sayuran, sehingga bisa sayuran segar bisa sampai di Jakarta di pagi hari.
Apakah yang paling terasa dampaknya saat ini hanya pada kawasan yang paling dekat ke Jawa, maksudnya seperti Lampung, Palembang?
Iya begitu.
Apakah nanti di masa depan ketika penugasan Tol Trans Sumatera sudah selesai, Hutama Karya akan jadi the next Jasa Marga yang mengoperasikan Tol Trans Jawa, kemudian di Sumatera ada Hutama Karya atau seperti apa?
Saya kira konsepnya pemerintah, pemerintah kan punya dua. Dua operator jalan tol, Jasa Marga dan Hutama Karya. Jasa Marga ini mengembangkan ruas-ruas yang sudah layak secara finansial, sehingga Jasa Marga bisa mandiri tanpa dukungan pemerintah. Sedangkan Hutama Karya ini yang berbasis background-nya adalah kontraktor, maka ditugaskan untuk ruas-ruas yang belum layak secara finansial, yang mana membutuhkan dukungan dari pemerintah dalam bentuk penyertaan modal negara.
Jadi dengan demikian nanti kita akan punya dua operator tol di Sumatera ada Hutama Karya dan di Jawa dan yang lainnya yang sudah layak itu akan oleh Jasa Marga.
Menuju penuntasan seluruh ruas ini dari sisi pembiayaan apakah ada tantangan yang dihadapi dari investor mungkin yang susah untuk bisa ditawarkan ruas-ruas yang sudah terbangun dan menjadi milik Hutama Karya?
Nggak, jadi ruas-ruas Hutama Karya ini mempunyai sweetener yang lumayan. Walaupun secara finansial kurang layak, tapi kami punya konsesi sampai 50 tahun, sehingga saya kira setelah tol ini beroperasi selama 5 tahun, traffic-nya akan meningkat, sehingga dengan demikian, maka secara finansial akan masuk, akan layak. Maka dengan demikian akan menarik bagi investor untuk mengambil Tol di Sumatera ini.
Berarti tidak ada isu dari investor terkait penawaran terhadap total-tol yang saat ini sudah matang gitu untuk dijual kembali?
Nggak ada, ya. Karena masa konsesinya panjang. Menarik juga, kan?
Tapi seperti Jasa Marga misalnya di Jawa atau mungkin ruas-ruas Waskita misalnya, konsesinya kan juga panjang begitu. Yang membedakan apa? Apakah karena Sumatera memiliki prospek pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi di masa depan?
Saya kira Sumatera ini nanti akan menjadi powerhouse-nya Indonesia yang kedua setelah Jawa, selain IKN juga. Karena dengan adanya tol ini, maka akan membuka peluang industri yang berbagai industri akan bisa berbuat di sana. Apalagi Sumatera ini kan ada sawit, ada gas, ada minyak, ada karet, sehingga saya kira hilirisasi dari yang ada ini akan bisa dikembangkan lebih baik lagi.
Ruas yang sangat pelik begitu untuk pembangunannya, salah satunya yang sering disorot adalah Padang-Sicincin, itu kan dari progres pembebasan lahan kemudian sampai saat ini juga masih kecil. Seberapa yakin Hutama Karya bisa menuntaskan ruas ini?
Beberapa yang lalu saya ikuti kunjungan Pak Menteri PUPR ke Padang melihat progres Padang-Sicincin ini dan juga hadir Gubernur Sumatera Barat. Pak Gubernur akan berusaha keras untuk mengatasi permasalahan pembebasan lahan, jadi karena status lahan di sana kepemilikannya secara adat maka itu ada hambatan. Saya kira harus ada treatment yang khusus lah. Saya yakin Pak Gubernur akan segera menyelesaikan pembebasan lahan yang ada ini sehingga dapat kita bangun dengan cepat.
Apakah pergantian pemerintahan akan mengganggu nanti untuk penuntasan Tol Trans Sumatera?
Saya yakin tidak. Saya yakin pemerintahan yang baru juga akan fokus untuk menyelesaikan Tol Sumatera ini. Karena dengan hadirnya tol ini, Sumatera akan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi Indonesia yang baru.