Siasat Pertamina Jaga Kedaulatan Energi RI Lewat Kilang

Eksklusif Dirut Kilang Pertamina Internasional

Siasat Pertamina Jaga Kedaulatan Energi RI Lewat Kilang

Ilyas Fadilah - detikFinance
Senin, 29 Apr 2024 11:56 WIB
Dirut KPI Taufik Aditiyawarman.
Foto: Rista Rama Dhany/detikcom

Boleh diceritakan RFCC ini proyek yang benar-benar baru.

RFCC adalah bagian dari proyek RDMP Balikpapan, itu bagian dari scope-nya RDMP Balikpapan, di mana tugas dari RFCC adalah mengolah residu dari hasil CDU tadi menjadi produk gasoline, kemudian ada petrokimianya Propylene, kemudian ada juga LPG.

Propylene itu adalah produk petrokimia buat apa?

Propylene adalah produk dari RFCC ini untuk kebutuhan bijih plastik. Nantinya Propylene yang dari dihasilkan dari Balikpapan, 225 ribu ton per tahun, kita akan bawa ke Balongan, karena di Balongan ada kilang untuk pengolahan Propylene menjadi Polypropylene, atau disebut juga bahasa dagangnya bijih plastik. Bijih plastik nanti diambil oleh perusahaan-perusahaan industri plastik.

Itu dari produk yang sebelumnya nilainya rendah sekali?

Rendah, jadi bottom product di sini (CDU) kemudian diolah lagi di RFCC menjadi salah satunya Propylene.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ini murni baru semua bangunannya?

Ini baru semua.

Bisa diceritakan yang hijau ini apa?

Yang hijau adalah RFCC column, kemudian yang putih adalah Propylene Splitter, jadi kolom untuk menghasilkan Propylene. Kemudian ada juga yang ke sebelah sana untuk produk LPG.

ADVERTISEMENT

Dan ini kalau dilihat konstruksinya lumayan serius ya?

Ini serius kompak ya, jadi konstruksinya sangat kompak, kemudian tingginya 110 meter yang Propylene Splitter yang putih. Kemudian beratnya hampir 1.000 ton. Ini mechanical completion-nya Agustus, jadi setelah CDU selesai, kemudian mereka menyelesaikan sisa pekerjaan, tapi programnya sudah hampir 92%.

Luasnya berapa?

Ini sekitar 300 hektare semua, kawasan kilang ini, ini termasuk dengan yang RDMP ini lah tambahannya.

300 hektare jumlah orang yang bekerja ada berapa?

Peak-nya ada 28.000. Itu majority untuk selama proyek ya untuk mengerjakan konstruksi dan saat ini di kisaran 23 ribu yang bekerja di lapangan.

Itu ngaturnya nggak mungkin Pakai WhatsApp kan ya?

Nggak mungkin.

Yang ngatur orang segitu banyak gimana?

Pengaturannya itu kan ada beberapa blok pekerjaan ya. Jadi blok pekerjaan yang di CDU, di OSBL itu ada di daerah utility, kemudian di processing. Processing juga dibagi-bagi lagi, kemudian mungkin ada yang di pipa konstruksi seperti itu di pipe rack. Itu ya nggak segerombolan di satu tempat, tapi dibagi-bagi per grup.

Nah itu terintegrasikan?

Terintegrasi oleh si JO, kemudian manajemennya, kemudian oleh KPB dan RU V di sini.

Begitu luas kegiatan operasi di Balikpapan ini. Berbagai kegiatan dilakukan dan berbeda-beda barangkali aim-nya dan tujuannya. Mengintegrasikannya gimana pak, proses sistem ini berjalan dan terkontrol?

Ya semua mulai dari masuknya crude sampai keluarnya produk itu semua ada diintegrasi di control room kita yang mengintegrasikan seluruh proses unit-unit ini.

Kita bisa ke sana pak?

Bisa, ayo kita jalan ke sana kita jelasin di sana.

Ini adalah wilayah control room di mana di sini semua sistem terintegrasi dan dilakukan pengecekan ya, kontrol juga pengawasan. Mulai dari yang sebelah kanan dulu ini apa?

Ini adalah control panel untuk preflash column yang tadi saya cerita ada pekerjaan di CDU unit, inilah control room-nya, di sini sekarang lagi proses pengintegrasian ke sistem eksisting. Karena kan nanti prosesnya disesuaikan, harus flowing.

Kemudian di sini adalah hydrocracking unit, HCU dari preflash column ke HCU unit, kemudian ada mungkin di sana adalah untuk CDU, empat, tapi ini masih yang eksisting sistem yang 200 ribu, nanti begitu udah naik 300 ribu itu juga harus di-set lagi.

Ini mereka jaga 24 jam?

Mereka kerja 24 jam, tapi ada shift, tiga shift kalau tidak salah, delapan jam-delapan jam.

Kontrol dilakukan di sini atau pengawasan aja pak?

Ini control process di sini. Nanti di sini kemudian mereka juga koordinasi dengan yang di lapangan, baik melalui radio, mereka akan selalu bawa radio.

Prosesnya nggak pernah berhenti ya?

Proses berhentinya hanya pada saat turnaround. Selebihnya jalan 24 jam, dan harapannya tidak ada jeda kan di kilang itu. Jadi berproduksi terus.Jadi ruangan ini control room untuk grup CDU, kemudian ada hydrocracking unit, tapi bukan RFCC. RFCC nanti ada di control room yang lain.

Bisa nggak sih ini dikatakan sebagai bagian penting dalam governance di kilang?

Betul, di kilang ya ini, aliran proses dari berapa jumlah crude oil yang mengalir, yang masuk ke kilang kita. Kemudian dari sini berapa produk yang dihasilkan. Berapa yang bergerak keluar. Nanti tambahan control room yang RFCC unit itu untuk tambahan pongontrolan produk yang baru seperti LPG kemudian Propylene sama gasoline yang Euro.

Kita lihat lagi ke sana, ini panjang loh agak lumayan keder lihatnya agak bingung, teknis sekali.

Makanya ada beberapa grup kan. Yang diawasi kan proses flow diagram di setiap unit proses yang setiap tim ini kan mengawasi proses spesifik, jadi ada yang tim di sini, kemudian tim di meja yang lain, ada unit proses yang berbeda.

Kita sudah lihat di control room, kita lihat diagram dan sistem kerja. Kita lihat juga Balikpapan itu kilangnya semasif apa, ada tempatnya?

Ada kita nanti akan lihat ke rooftop kantor yang tadi awal kita bergerak.

Jadi dari control room saya masih penasaran sama RFCC ini, karena ini kan masih baru ya di fasilitas kilang Balikpapan ini. Dalemnya kayak gimana sih, kita lihat dari luar aja tadi, nah ternyata dalamnya seperti ini, banguannya cukup kompleks juga. Ini yang kita lihat tadi dari luar ya?

Ini Propylene Splitter, 110 meter. Jadi ini dari sini dihasilkan Propylene, tadi yang petrokimia.

Ini sudah 90%-an?

Ya 92% lah tepatnya. Nah ini diharapkan, ditargetkan di bulan Agustus sudah mechanical completion, kemudian insyaallah sudah bisa berproduksi. Jadi dari sini, yang belakang itu untuk Propylene, kemudian yang ini untuk LPG, LPG Recovery Unit. Ini adalah bagian dari RFCC kompleks RU V Balikpapan, jadi bagian unit baru.

Dan ini adalah RFCC dengan kapasitas produksi terbesar?

Kapasitas terbesar di Indonesia nih kita miliki, 90 barel per hari untuk RFCC.

Ini saya lihat banyak sekali, serius sekali nanganin, spanduk soal keselamatan kerja. Dan ini merupakan komitmen KPI juga kayaknya ya?

Betul, karena memang safety juga itu di industri migas itu yang ultimate lah. Jadi kita mau berprestasi apapun tapi begitu ada fataliti itu akan menghilangkan yang bagus-bagusnya. Sehingga kita sangat concern terhadap safety, termasuk di project RDMP Balikpapan ini. Makanya campaign safety campaign salah satu implementasi safety campaign banyak spanduk-spanduk seperti itu.

Dan kalau kita lihat semuanya pakai seragam lapangan yang serius. Sepatu, helm, kacamata, ini juga bagian dari komitmen menjaga K3 itu. Kita akan bicara lebih banyak lagi soal keselamatan, soal SDM dan lain sebagainya di tempat kita terakhir nanti di rooftop. Tapi saya mau jelasin sama Anda detikkers, ini Splitter ini ini tingginya 110 meter?

Tinggi 110 meter. Berarti kalau ekuivalennya bisa 33 lantai kalau bagunan tuh, high-risk building.

Ini Kilang Balikpapan from bird eye view istilahnya, kelihatan semua nih. Jadi yang di sebelah sana (CDU) akan selesai Mei, yang ini (RFCC) Agustus.

Kemudian nanti di akhir tahun ada nafta block, itu artinya kan sudah paripurnanya lah proyek ini penyelesaiannya.

Kalau kita bicara soal kilang itu kan salah satu highlight, bahkan mungkin ya, mungkin salah satu ikon dari Kota Balikpapan, ada kilangnya. Nah sebenarnya kalau kita lihat di kilang ini tadi, bapak tadi bilang dalam sekali pekerjaan menampung sekitar 28 ribu. Bicara multiplier effect?

Itu sangat besar. Keberadaan kilang tentunya dari mulai pelaksanaan proyek, sampai dengan nanti beroperasi itu multiplier effect-nya sangat signifikan. Misalnya pada saat konstruksi aja, ini proyek kan skalanya PSN, investasinya hampir US$ 7,4 miliar dolar, TKDN 35%. Artinya TKDN 35% berarti kan kontribusi dalam negeri 35% dari investment, dari situ dulu.

Kemudian dari tenaga kerja yang terlibat 28 ribu pada saat peak-nya. Nah tenaga kerja ini kan datang tidak cukup dari Balikpapan saja, tapi ada yang dari Jawa, dari Sulawesi, dari Sumatera, nah tentunya mereka kan di sini pun perlu tempat tinggal. Perlu tempat tinggal kemudian bahan kebutuhan pokok, ini kan ke daerah pasti memberikan dampak.

Malah tahun lalu kalau tidak salah pemerintah Balikpapan memberi apresiasi ke RDMP ini memberikan dampak positif terhadap PAD Balikpapan, itu salah satu kontribusi nyata selama pelaksanaan proyek. Nanti setelah selesai, setelah beroperasi ini kan nambah kapasitas, berarti tenaga kerja yang bekerja di sini akan nambah. Tadi saya dapat laporan dari tim itu akan nambah hampir 1.200 orang. Ketika dua proyek ini beroperasi.

Belum yang tenaga-tenaga mitra kerja, itu sudah pasti banyak, karena kan untuk me-maintenance sebesar ini 300 hektare area ini bisa dibayangkan sebanyak apa tenaga kerja yang kita butuhkan. Belum skill set, teknologi baru yang masuk kita belajar lagi, nah untuk bisa nantinya kita leading kan di refinery itu.

Bicara soal keselamatan kerja yang kita lihat tadi spanduk-spanduknya, itu menunjukkan bagaimana komitmen Pertamina Kilang terhadap keselamatan kerja karyawannya ya?

Yang utama dalam kita mengoperasikan industri migas, termasuk di kilang ini, sejauh ini di RDMP project sudah hampir 56 juta jam kerja selamat. Jadi dari nihil celaka, nah itu kan prestasi yang luar biasa, 56 juta jam kerja ini. Karena dengan masifnya tenaga kerja, itu pun sudah memberikan kontribusi yang besar.

Aspek keselamatan kerja dalam kegiatan konstruksi, kemudian mobil yang masuk mungkin harus diesel, kemudian bagaimana mereka bekerja di lapangan, itu yang juga kita perhatikan, termasuk juga komitmen dari kita, dari kontraktor, kemudian dari para sub kontraktornya.

Tiga objektif dari PSN RDMP Balikpapan yang pertama kan jelas meningkatkan kapasitas. Dari 260 ribu barel per hari untuk memasak minyak mentah menjadi 360 ribu barel per hari. Kemudian dari segi kualitas, sebelumnya ini dari Kilang Balikpapan ini kualitas BBM Euro 2, itu bicara di 500 ppm sulfur. Nah nantinya setelah RDMP Balikpapan, menjadi Euro 5 hanya 10 ppm sulfur. Kenapa 10 ppm penting? 10 ppm ya untuk lower emission, kemudian untuk kesehatan juga, dampak terhadap kesehatan juga risikonya lebih kecil.

Yang ketiga tentunya kompleksitas daripada kilang ini meningkat. Kita biasa pakai namanya Nelson Complexity Index untuk mengukur kompleksitas dari kilang. Semakin besar Nelson Complexity Index, semakin kecil residu yang dihasilkan dari kilang. Artinya semua minyak mentah itu udah jadi produk yang bernilai.

Nah dari sini Kilang Balikpapan, dari sisi kompleksitasnya naik dari 3 menjadi 8. Nah sehingga tentunya dengan tambahan tadi RFCC itu menambah complexity index naik, sehingga residu itu semakin kecil.


(ily/eds)

Hide Ads