Situasi Ekonomi RI Sekarang Lebih Tenang

Situasi Ekonomi RI Sekarang Lebih Tenang

Maikel Jefriando - detikFinance
Kamis, 06 Okt 2016 13:39 WIB
Foto: Grandyos Zafna
Jakarta - Bank Indonesia (BI) memastikan kondisi ekonomi nasional sekarang lebih tenang. Hal ini yang membuat ekonomi Indonesia bisa digenjot lebih tinggi, khususnya dorongan dari kebijakan moneter.

"Situasi ekonomi Indonesia sekarang lebih tenang dan terkendali," ungkap Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara dalam seminar terkait prospek ekonomi Indonesia di Kantor Pusat BI, Jakarta, Kamis (6/10/2016).

Indikatornya adalah ekonomi mulai tumbuh secara perlahan dengan proyeksi di 2016 sebesar 5,1%. Kemudian inflasi akhir tahun diproyeksikan 3,1-3,2% dan defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) sebesar US$ 21 miliar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Maka dari itu, kata Mirza, BI berani melakukan pelonggaran moneter dengan menurunkan suku bunga acuan sejak beberapa kuartal terakhir. Sekarang BI 7 days repo rate sudah sebesar 5%.

"BI lakukan pelonggaran kebijakan moneter baru sekarang, karena 2013 memang tidak ada ruangnya. Kalau dilonggarkan saat itu, malah membuat situasi malah tambah jelek. Sejak 2015 bisa lebih baik dan 2016 kita longgarkan," paparnya.

Dari sisi fiskal, Mirza menjelaskan bahwa sudah ada perbaikan yang cukup baik. Bila tadinya ada risiko pada defisit anggaran, namun melalui kebijakan penghematan dan suksesnya program pengampunan pajak atau tax amnesty, maka defisit bisa dikendalikan pada level 2,5-2,7%.

"Tadinya bisa lebih 3%. Tapi karena penghematan dan tax amnesty maka defisit bisa dikendalikan 2,5-2,7%. Jadi fiskalnya baik," terang Mirza.

Sektor rill juga mulai terlihat positif. Kalangan dunia usaha sudah lebih bisa bersifat ekspansif, dengan merencanakan berbagai kegiatan investasi dan impor.

Apalagi pemerintah sudah mengeluarkan 13 paket kebijakan ekonomi yang langsung menyasar sektor rill.

"Waktu kurs goyang, gara-gara kondisi AS sulit diprediksi, importir tak bisa lakukan aktivitas dan perencanaan kegiataan. Sekarang situasi sudah tenang dan orang sudah bisa lakukan kembali melakukan impor dan kegiatan ekspansif lainnya," ujar Mirza. (mkl/ang)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads