Demikianlah disampaikan Menko Maritim Luhut Binsar Panjaitan di Istana Negara, Jakarta, Selasa (11/10/2016)
Luhut juga telah membicarakan hal tersebut dengan pemerintah Jepang beberapa waktu lalu. Pihak Jepang untuk mempercepat proses studi kelayakan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Luhut menyampaikan, invetasi untuk proyek tersebut diperkirakan bakal mencapai US$ 3 miliar. Hingga sekarang, Jepang sudah dipastikan sebagai peminat.
"Nilainya cukup besar. Saya kira bisa berkisar hampir US$ 2,5 sampai US$ 3 miliar," terang Luhut.
Dalam rencananya, kereta tersebut tidak akan lagi melewati 1.000 lintasan sebidang yang sudah ada.
"Jadi yang ada sekarang saja kita perkuat bantalannya dan kemudian penyeberangan itu kita buat dari bawah. Sehingga dengan demikian tidak ada lagi berhenti palang-palang yang menimbulkan banyak korban. Itu ada 1.000 titik kurang lebih," paparnya.
Pemerintah akan melibatkan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam perjalanan proyek tersebut. Dalamn waktu dekat akan ada pertemuan antara pemerintah Jepang dan Menteri BUMN, Rini Soemarno.
"Kereta api cepat 200 km itu Jakarta-Surabaya yang juga sebenarnya sudah disepakati waktu itu. Nanti dengan Ibu Rini akan kita bicarakan," imbuhnya. (mkl/ang)