Bos BKPM: Bata Tak Hengkang dari RI, Hanya Tutup Sementara Akibat Demo

Bos BKPM: Bata Tak Hengkang dari RI, Hanya Tutup Sementara Akibat Demo

- detikFinance
Senin, 26 Nov 2012 16:16 WIB
Jakarta - Aksi demo buruh yang dilakukan bersamaan dengan aksi sweeping membuat perusahaan asing resah. Namun tidak ada yang mau meninggalkan Indonesia termasuk pabrik PT Sepatu Bata Tbk (BATA).

Hal ini disampaikan oleh Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Chatib Basri saat ditemui di Istana Negara, Jakarta, Senin (26/11/2012).

"Saya kira mereka (Bata) tidak pernah bilang meninggalkan Indonesia. Saya ngomong sama CEO-nya, mereka tidak pernah bilang tinggalkan Indonesia. Yang mereka lakukan temporary closed sebab aktivitas perusahaan terus diganggu demo," kata Chatib.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tapi Chatib mengatakan, seluruh demo yang dilakukan buruh di Indonesia tidak melanggar hukum. Dia juga mengatakan, sebenarnya gaji buruh perusahaan asing selama ini sudah di atas upah minimum provinsi (UMP). Hanya saja, buruh-buruh ini seringkali dipaksa ikut demo, dan jika tidak akan diancam.

"Tapi saya sampaikan, sampai hari ini saya belum terima satu surat pun di kantor saya (ada perusahaan) yang berhenti atau keluar. Tetapi yang temporary closed (tutup sementara) diganggu buruh tidak bisa kerja ya, dia tutup dulu," jelas Chatib.

Sebelumnya, Direktur Pusat Inovasi Sepatu PT Sepatu Bata Tbk (BATA) Fabio Bellini mengatakan, pihak Bata tetap ingin berinvestasi di Indonesia kendati pabriknya di Purwakarta saat ini tutup sementara. Perseroan mengaku berpotensi mengalami kerugian hingga US$ 700.000 atau kurang lebih Rp 6,65 miliar.

Penghentian produksi sudah dimulai sejak 18 Oktober 2012 dengan total potensi kehilangan pendapatan sebesar US$ 700 ribu (Rp 6,65 miliar).

Bata memperpanjang penutupan pabriknya sampai 16 Desember 2012 gara-gara didemo oleh buruh sehingga situasi tidak memungkinkan untuk melakukan kegiatan produksi.

Seperti diketahui, dengan adanya aksi pendemo memblokir akses keluar masuk pabrik Bata, maka pabrik tidak bisa mengirimkan barang keluar. Atas situasi itu, manajemen memutuskan bahwa keadaan ini masuk dalam kategori force majeure.

Sebelumnya Bata dikabarkan akan relokasi dari Indonesia. Pabrik tersebut sudah tak produksi hampir 4 minggu karena didemo buruh soal outsourcing. Mereka pun sudah tidak menggaji pekerjanya selama 2 minggu lebih.


(dnl/hen)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads