Kedalaman stasiun bawah yang membentang di bawah Jalan Jenderal Sudirman-Jalan MH Thamrin bervariasi. Rata-rata stasiun berada pada kedalaman 22 meter sampai 25 meter di bawah permukaan jalan. Posisi terdalam berada di Stasiun Dukuh Atas karena terowongan kereta dibangun di bawah Banjir Kanal Barat.
"Di Dukuh Atas yang paling dalam. Yang lain bervariasi," kata Sekretaris Perusahaan, PT MRT Jakarta, Hikmat kepada detikFinance, Selasa (22/9/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Area publik berada pada lantai setelah calon penumpang memasuki area stasiun bawah tanah, sedangkan area plaform merupakan lokasi kedatangan dan keberangkatan kereta. Lokasinya berada 1 lantai di bawah lantai area publik.
"Khusus Stasiun Dukuh Atas, area publik ada 3 lantai. 2 lantai area publik dan 1 lantai area platform," jelasnya.
Untuk jalur layang (elevated), posisi stasiun dibangun di atas pondasi yang menjulang belasan meter di atas tanah. Rata-rata, ketinggian stasiun berada pada posisi 12 sampai 15 meter di atas tanah.
Jalur tertinggi berada di Stasiun Fatmawati karena jalur kereta harus dibangun di atas Tol JORR I yang juga dibangun melayang. Posisi Stasiun Fatmawati berada pada ketinggian 22 meter.
"Ketinggiannya dihitung dari tanah sampai area platform (peron kereta)," jelasnya.
Area komersial atau area publik pada jalur stasiun layang berada pada lantai dasar sedangkan area kedatangan dan keberangkatan berada pada lantai 2 atau di atas area komersial.
"Berbeda dengan jalur bawah tanah. Area platform berada di bawah area publik," jelasnya.
Berikut ini nama-nama stasiun MRT Jakarta fase I, antara lain Stasiun Lebak Bulus-Stasiun Fatmawati-Stasiun Cipete Raya-Stasiun Haji Nawi-Stasiun Pasar Blok A-Stasiun Blok M-Stasiun Sisingamangaraja-Stasiun Bundaran Senayan-Stasiun Gelora Bung Karno-Stasiun Benhil-Stasiun Setiabudi-Stasiun Dukuh Atas-Stasiun Bundaran HI.
(feb/dnl)