Dalam bukunya Ibnu bercerita, saat itu Pertamina dan ia sedang berada di puncak. Ia menuturkan menjatuhkan dirinya paling gampang adalah dengan tudingan melakukan korupsi, sehingga akhirnya ia lengser dari kursi Dirut Pertamina digantikan oleh Piet Haryono pada 1976.
Baginya pelengserannya tersebut cukup menyesakkan dada, bagi Ibnu cara pelengserannya tidak elok. "Pada waktu itu saya cuti sakit, dikabarkan Menteri Pertambangan Moh. Sadli, Gubernur Bank Indonesia Rachmat Saleh, Menteri Ekuin Widjojo Nitisastro dan Menteri Keuangan Ali Wardhana bicara di depan para anggota DPR mengenai krisis Pertamina," tulis Ibnu dalam Bukunya yang dikutip detikFinance, Minggu (30/12/2012).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Toh dalam kesempatan itu mereka tidak bisa mengajukan angka seragam mengenai utang Pertamina yang sebenarnya," tulisnya lagi.
Pada 5 Maret 1976 Ibnu dilengserkan oleh Presiden Soeharto dan diigantikan oleh Piet Haryono, kejadian ini dianggap ganjil karena Ibnu diberitahu satu hari sebelumnya.
"Hari itu seorang utusan khusus Presiden datang memberitahukan kepada saya. Kabarnya, para anggota Dewan Komisaris diberitahu tentang timbang terima saya dengan Piet Haryono itu tanggal 3 Februari 1976, jadi sebulan sebelum saya diberitahu," tulisnya.
Para Komisaris tersebut kata Ibnu adalah Menteri Pertambangan, Menteri Keuangan, Menteri Ekuin, Menteri Perindustrian dan Menteri Pertahanan dan Keamanan. "Rupanya berbulan-bulan orang sempat membicarakan soal pergantian saya," ucapnya.
Pergantian itu tersebut mengecewakan baginya, bukan karena dirinya mau jadi Dirut Pertamina seumur hidup. "Tapi karena dilangsungkan dengan cara sederhana dan tertutup bagi pers, bahkan lebih dari pada sederhana. Padahal saat itu kata Ibnu, Pertamina dipimpinnya mulai dari nol hingga besar.
"Mulai produksi 350.000 barel per hari dengan harga rata-rata di bawah US$ 2 per barel, waktu saya berhenti, produksi Pertamina 1,7 juta barel/hari dengan harga US$ 34 per barel, incomee dari minyak mencapai US$ 2 miliar," ucapnya.
"Waktu saya sedang berada diposisi puncak. Dan yang paling gampang untuk menjatuhkan saya, dengan tuduhan korupsi," tulisnya.
(rrd/hen)