Dolar Rebound Usai Pernyataan The Fed

Dolar Rebound Usai Pernyataan The Fed

- detikFinance
Kamis, 23 Jun 2011 10:45 WIB
Jakarta -


Pernyataan Gubernur Federal Reserve Ben Bernanke mengangkat dollar pada konferensi persnya Kamis (23/6) Dini hari WIB tadi. Bernanke memang tidak secara langsung mengatakan bahwa pelonggaran lebih lanjut tidak akan pernah terjadi, namun Bernanke cukup tegas mengindikasikan kecilnya kemungkinan untuk itu.

Dalam pernyataan kebijakan sebagai penutup rapat, The Fed mengatakan akan mengakhiri program pelonggaran kuantitatif (Quantitative Easing/QE) jilid 2 sesuai jadwal pada akhir bulan ini. The Fed sendiri memutuskan untuk mempertahankan suku bunga di level rendah nol hingga 0,25 persen, sejalan dengan ekspektasi pasar.

Meski mengakui bahwa laju pemulihan ekonomi AS berjalan lebih lambat dari yang semula diperkirakan, The Fed juga menambahkan bahwa pertumbuhan akan kembali meningkat hingga akhir tahun nanti.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kebijakan Quantitative Easing The Fed adalah salah satu faktor utama di balik melemahnya dollar tahun ini. Dengan kebijakan tersebut, The Fed berusaha merangsang pertumbuhan ekonomi dengan cara membanjiri pasar dengan dollar. Karena itu, kebijakan ini juga dikenal dengan istilah kebijakan mencetak uang.

Sebelum pernyataan The Fed dan Bernanke, spekulasi meningkat bahwa The Fed akan meluncurkan program pembelian aset jilid tiga. Spekulasi tersebut berdasarkan pertimbangan lemahnya data perekonomian AS belakangan ini yang menggambarkan terhambatnya proses pemulihan ekonomi AS.

Euro yang sebelumnya sempat menguat hingga tertinggi 1.4437 terhadap dollar, terkoreksi cukup tajam hingga mencapai terendah 1.4329 seusai konferensi pers Bernanke. Pada akhir sesi perdagangan Rabu, euro ditutup di kisaran 1.4333 terhadap dollar, melemah sekitar 0,4 persen dari level pembukaan.

Terhadap franc Swiss, dollar berhasil merebut kembali sebagian kerugiannya. Sempat jatuh hingga terendah 0.8339 terhadap franc, dollar rebound setelah konferensi pers Bernanke hingga ditutup melemah hanya 0,1 persen di kisaran 0.8398 pada akhir sesi.

Dengan berlalunya agenda The Fed, kekhawatiran mengenai perkembangan situasi krisis hutang Yunani kembali menjadi fokus para pelaku pasar. Setelah sukses melewati ujian mosi tidak percaya atas kabinet baru PM George Papandreou, Yunani masih harus meloloskan program pemotongan anggaran dalam voting yang dijadwalkan tanggal 28 Juni mendatang.

Poundsterling sementara itu melemah tajam terhadap dollar, lebih dari 1 persen dengan ditutup di 1.6065 pada akhir sesi perdagangan Rabu. Poundsterling tertekan sejak anggota komisi kebijakan moneter Bank Sentral Inggris (BoE) Paul Fisher melontarkan pernyataan bernada dovish.

Fisher, secara garis besar, mengindikasikan BoE mungkin akan menambah pelonggaran kuantitatif dan mempertahankan suku bunga di level terendah dalam sejarah. Pernyataan tersebut kemudian kian ditegaskan oleh minutes (catatan rapat) BoE yang mengungkapkan sebagian anggota komisi kebijakan lainnya juga sependapat tentang suramnya prospek ekonomi Inggris.

Pada perdagangan lainnya, emas berlanjut menguat hingga $1557.70 per troy ounce, level tertinggi dalam 7 pekan terakhir. Logam mulia tersebut terangkat oleh ketidakpastian tentang krisis hutang Yunani dan pernyataan The Fed bahwa laju pemulihan ekonomi AS berjalan lebih lambat dari yang diharapkan.

Harga emas kemudian berangsur turun menjelang akhir sesi. Ditutup di $1547.60 per troy ounce, emas terhitung menguat hanya sekitar 0,05 persen dari level pembukaan. (atz)




(qom/qom)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads