"Mendekati 930 ribuan bph sampai akhir tahun, mudah-mudahan naik terus," kata Kepala Divisi Humas, Sekuriti, dan Formalitas BP Migas, Gde Pradnyana ketika ditemui di hotel Mulia Senayan, Jakarta, Senin (4/7/2011).
Gde memperkirakan unplanned shutdown yang dapat mengganggu produksi minyak menjadi turun tidak akan terjadi dalam beberapa waktu ke depan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gde mengatakan, sampai semester lalu, produksi minyak nasional baru mencapai 906 ribu bph. Hal tersebut, seperti yang sudah disampaikan beberapa waktu lalu, terjadi akibat adanya planned shutdown pada lapangan migas yang dioperatori Total E&P Indonesia pada lapangan Tunu. Padahal, katanya, produksi minyak seharusnya sudah mencapai 916 ribu bph.
"Saat ini belum banyak meningkat (produksi minyak). Kan saat ini sedang ada pekerjaan di lapangan Tunu. Itu membuat produksi berkurang beberapa hari ini," ungkap Gde.
Sejauh ini perbaikan dan perawatan masih terus dilakukan di lapangan Tunu tersebut. Dirinya berharap perbaikan dapat selesai dalam waktu seminggu ke depan.
"Kalau dari Tunu sudah recover mungkin bisa mencapai 930 ribuan bph. Perkiraan kita nanti bisa mencapai 933-945 ribu bph. Akhir tahun bisa di atas segitu. Tapi kalau rata-rata akhirnya paling segitu (933-945 ribu bph)," terang Gde.
Jika produksi minyak 930 ribu barel itu benar-benar terealisasi, tetap saja angkanya lebih rendah dari target APBN 2011 yang sebesar 970 ribu barel per hari. Dalam revisi APBN-P 2011, produksi minyak dipangkas menjadi hanya 888.000 barel per hari.
Sementar aberdasarkan data dari Tim Pengawasan Peningkatan Produksi Minyak dan Gas Bumi (TP3M), produksi minyak Indonesia baru mencapai 906.000 barel per hari untuk posisi per 20 Juni 2011.
(nrs/qom)











































