Kekhawatiran akan lambatnya pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS) dan krisis utang Eropa yang berkepanjangan membuat investor mulai mencari instrumen investasi yang aman, seperti logam mulia.
Setelah sempat menanjak sekitar 3% hingga menyentuh rekor tertingginya di US$ 1.877 per ounce di awal perdagangan, emas jenis bullion ini akhirnya menyesuaikan posisinya dengan bursa saham Wall Street.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pasar emas masih menunggu pertemuan bank sentral di Jackson Hole, Wyoming, pekan depan. Beberapa analis mengatakan Chairman Federal Reserve Ben Bernanke bisa saja mengambil rencana quantitative easing yang ketiga untuk menumbuhkan ekonomi AS.
"Emas didorong oleh ketdakpastian resesi ekonomi global yang baru. Juga kemungkinan adanya tambahan quantitative easing," kata Manajer Portofolio TEAM Financial Asset Management, James Dailey, seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (20/8/2011).
Harga emas di pasar spot naik 1,3% ke level US$ 1.847,90 per ounce. Merupakan lonjakan tertingginya dalam sebulan sejak 12 tahun lalu.
Emas AS untuk pengiriman Desember menanjak US$ 30,20 ke posisi US$ 1.852,2 per ounce. Volume perdagangan sebanyak 270.000 lot, tertinggi pekan ini meski belum mengalahkan pekan lalu.
(ang/ang)