Demikian diungkapkan Romahurmuziy, selaku salah satu Anggota DPR Fraksi PPP ketika ditemui di restoran Warung Daun dalam acara diskusi mengenai APBN, Jakarta, Sabtu (20/8/2011).
"Jika TDL naik 10%, saya kira pemerintah harus dapat memastikan pelanggannnya. Dalam arti bagi yang menggunakan daya listrik 1.300 VA," katanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Selama ini subsidi listrik masih dinikmati oleh kalangan yang mampu," ungkap pria yang akrab disapa Romi.
Maka itu dirinya mengharapkan agar subsidi harus bisa lebih tepat sasarannya. Namun, jika dilihat dari sisi prioritasnya, Romi menilai agar tahun depan lebih baik pemerintah menaikkan harga BBM Subsidi ketimbang menaikkan tarif listrik.
"Kalau dari sisi keekonomian, lebih mendesak menaikkan harga BBM karena subsidinya lebih besar di BBM, ketimbang listrik. Tapi saya tidak menganjurkan untuk menaikkan BBM, hanya saja kalau dilihat dari sisi keekonomiannya ya seperti itu," tambahnya.
Hal ini senada dengan pernyataan yang diungkapkan oleh pengamat perminyakan Pri AGung sebelumnya di gedung DPR RI, dimana dia menyatakan seharusnya pemerintah lebih baik menaikkan harga BBM ketimbang harga listrik.
"Dengan ditetapkannya RAPBN 2012 untuk subsidi energi seharusnya pasti ada kenaikan TDL. Namun seharusnya BBM dulu yang dinaikkan," ungkap Direktur Eksekutif ReforMiner Institute tersebut.
Seperti diketahui dalam RAPBN 2012, pemerintah memutuskan untuk menetapkan anggaran subsidi energi sebesar Rp 123 triliun bagi kebutuhan Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Rp 45 triliun bagi listrik.
Namun, hal ini oleh Pri Agung dinilai masih menunjukkan ketidaksiapan pemerintah di tahun depan dalam mengurusi kebijakan di sisi energi.
"Dengan anggara seperti itu, ini masih belum jelas dan terlihat tidak siap. Mungkin tidak ada pembatasan volume secara signifikan hanya bersifat proyek. Tidak akan ada perubahan harga pula," jelasnya.
(nrs/ang)