Seperti dikutip dari siaran pers, Rabu (14/9/2011), ADB memangkas target pertumbuhan Asia tahun ini menjadi 7,5%, dari sebelumnya 7,8% di bulan April lalu. Target tahun 2012 juga diturunkan menjadi 7,5% dari sebelumnya 7,7%.
Hal itu tercantum dalam Asian Development Outlook dan Asian Development Outlook Update yang merupakan acuan ADB dalam memantau kondisi perekonomian juga prospek di seputaran Asia Pasifik, diterbitkan pada bulan April dan September setiap tahunnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pada kesempatan yang sama, tingginya permintaan konsumsi domestik dan meluasnya perdagangan di regional bisa membantu pertumbuhan ke level yang solid," kata Kepala Ekonom ADB Changyong Rhee.
"Sejak masa pemulihan krisis ekonomi global, ekspor ke China dari beberapa negara di Asia sudah tumbuh lebih tinggi ketimbang ke negara-negara lain di dunia," katanya.
Naiknya harga-harga komoditas masih menjadi ancaman bagi beberapa negara di Asia, dengan tingkat inflasi yang diprediksi akan naik menjadi 5,8% tahun ini, naik dari prediksi sebelumnya 5,3%. Inflasi ini diperkirakan akan menjinak di tahun 2012 menjadi hanya 4,6% sejalan dengan turunnya harga-harga komoditas.
Aliran modal terus masuk ke negara-negara di Asia, sedikit melambat di bulan-bulan terakhir sehingga masih dalam level yang terkendali. Meski demikian, para pembuat kebijakan harus waspada di beberapa bulan ke depan, terutama saat krisis di AS dan Eropa kembali pulih.
Asia Timur masih menjadi kunci utama dalam pertumbuhan Asia, dengan ekspektasi pertumbuhan 8,1% tahun ini, sedikit turun dari prediksi sebelumnya di 8,4% karena adanya penurunan perdagangan China. Tahun depan, perlambatan pertumbuhan China juga membuat target Asia Timur menjadi hanya 8%.
Pertumbuhan ekonomi di Asia Selatan juga akan melanbat tahun ini karena beberapa negara masih berjuang melawan inflasi, sehingga targetnya 7,2% sementara target inflasi di 9,1%. Tahun depan, pertumbuhan bisa lebih tinggi di 7,7%, dipimpin oleh India.
Sementara proyeksi pertumbuhan untuk Asia Tenggara dan Asia Tengah juga turun masing-masing menjadi 5,4% dan 6,1% di tahun ini meski aktifitas ekonomi di keduanya tetap ramai. Produksi minyak yang bermasalah di Azerbaijan menjadi pemberat pertumbuhan ekonomi Asia keseluruhan.
Sedangkan prediksi pertumbuhan Malaysia, Filipina, Thailand Vietnam akan melebihi ekspektasi karena terbantu tingginya pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Untuk daerah Pasifik, negara kaya sumber daya Papua New Guinea, Timor-Leste dan Kepulauan Solomon diperkirakan akan tumbuh 6,4% tahun ini, tapi juga ada faktor penghambat yaitu Pulau Cook dan Vanuatu. Tahun depan, Pasifik akan tumbuh 5,5% dengan tingkat inflasi 8,3%.
(ang/qom)











































