"BI intervensi di pasar valas dan juga beli SBN (Surat Berharga Negara) dalam jumlah besar," kata Direktur Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter BI Perry Warjiyo dalam pesan singkat kepada detikFinance, Kamis (22/9/2011).
Menurutnya, gejolak yang terjadi di nilai tukar rupiah ini murni faktor eksternal. Investor asing banyak yang menjual SBN dalam jumlah banyak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Fundamental kita kuat. Growth (pertumbuhan ekonomi) tinggi, inflasi rendah. BOP (neraca pembayaran) surplus," ujarnya.
Pada penutupan perdagangan hari ini, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditutup menguat di posisi Rp 8.750 per dolar AS dibandingkan penutupan perdagangan kemarin di Rp 8.900 per dolar AS. Dolar sempat menembus Rp 9.120 siang tadi, menjadi posisi rupiah paling lemah sejak Juni 2010 lalu.
(ang/dnl)