Niko Resources & Diamond Garap Proyek Minyak Rp 6 Triliun

Niko Resources & Diamond Garap Proyek Minyak Rp 6 Triliun

- detikFinance
Rabu, 09 Nov 2011 19:07 WIB
Jakarta - Perusahaan migas asal Kanada Niko Resources Ltd menggandeng Diamond Offshore Inc untuk pengeboran minyak di laut dalam Indonesia dengan nilai proyek US$ 700 juta atau sekitar Rp 5,95 triliun.

Diamond Offshore akan melakukan kegiatan pengeboran ekplorasi di laut dalam di Wilayah Kerja yang dikelola oleh Niko Resources Ltd selama empat tahun dengan opsi tambahan kontrak selama satu tahun lagi sehingga total kontrak dimungkinkan hingga lima tahun.

Penandatanganan dilakukan oleh Indonesia Country Manager Niko Resources Ltd. Eko Lumadyo, Director Contracts and Marketing Asia Pacific William T. Hornaday dan General Manager PT Aquaria Prima Arief Sjoekri disaksikan oleh Kepala Divisi Eksplorasi BP Migas Anditya Maulana. T. Ibrahim.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam pengumuman yang disampaikan oleh BP Migas, Rabu (9/11/2011) disampaikan Rig Ocean Monarch milik Diamond yang disewa oleh Niko Resources merupakan semi-submersible generasi kelima dan mampu beroperasi pada kedalaman laut hingga 10.000 kaki dan melakukan pengeboran hingga kedalaman 35.000 kaki.

Rig ini sempat tampil dalam film Armageddon yang dibintangi oleh Bruce Willis pada tahun 1997 kemudian dibangun kembali pada tahun 2006 setelah diakuisi oleh Diamond.

BP Migas terus mendorong kontraktor kontrak kerja sama untuk semakin agresif melakukan ekplorasi guna meningkatkan cadangan migas Indonesia, termasuk mendorong peningkatan eksplorasi di laut dalam. Saat ini sudah terjadi pergeseran kegiatan pencarian minyak di Indonesia dari dulu hanya fokus pada onshore saja di wilayah barat Indoensia, kini sudah semakin merambah laut dalam di wilayah timur Indonesia.

Niko Resources saat ini merupakan operator dari 12 wilayah kerja migas yaitu blok Seram, blok South East Ganal I, blok West Sager, blok South Matindok, blok Kofiau, blok West Papua IV, blok North Makasar Strait I, blok Halmahera-Kofiau, blok East Bula, blok Cendrawasih Bay III, blok Cendrawasih Bay IV, blok Sunda Strait. Serta satu Wilayah Kerja yang belum ditandatangani kontrak kerja samanya yaitu blok Obi.

Seperti diketahui cadangan minyak Indonesia saat ini bsia habis dalam 12 tahun jika tidak ada eksplorasi untuk menemukan cadangan baru.

Masih ada potensial cadangan minyak di Indonesia 50 miliar barel tapi butuh investasi untuk eksplorasi. Sejak 2003 penemuan cadangan minyak Indonesia sedikit.

Indonesia perlu menarik investor tapi investor membutuhkan iklim investasi yang kondusif untuk sektor migas yaitu sistem fiskal yang fleksibel, perizinan yang mudah, tidak ada tumpang tindih lahan, kepastian hukum dan penghormatan terhadap kontrak.


(dnl/ang)

Hide Ads