Sikap cepat tersebut disampaikan olehnya ketika dihubungi detikFinance, Jakarta, Sabtu (12/11/2011).
"Banyak cara yang bisa dilakukan, kalau niat bisa dilakukan. Premium bisa dinaikkan (harganya), atau warga di kota besar tidak boleh membeli Premium untuk kendaraan pribadi. Ini kan urusan koordinasi antar Kementerian, bukan di Kementerian ESDM saja, itu harus diputuskan bersama, jadi harus dikoordinasi dengan Menko Perekonomian atau Wapres. Ini harus cepat atau gak bisa jebol," tanggapnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita juga bisa fokuskan di busway misalnya, kita sediakan gas yang banyak. Atau kebutuhan Premium dibatasi, Premiumnya dibikin susah dan sediakan Pertamax," ucap Widjajono.
Seperti diketahui, sebelumnya Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas (BPH Migas) menyampaikan bahwa konsumsi BBM Bersubsidi per Oktober 2011 sudah mencapai 34 juta KL.
"Berdasarkan realisasi sampai Oktober 2011, terjadi peningkatan konsumsi yang disebabkan karena kenaikan jumlah kendaraan motor yang signifikan," kata Tubagus, selaku Kepala BPH Migas beberapa waktu lalu.
Pihaknya sejauh ini masih berusaha melakukan upaya pengendalian dan pengawasan bersama pihak Pertamina dan Pemerintah Daerah.
"Kami juga akan melaksanakan operasi penegakan hukum dengan kantor Menko Polhukam, Polisi, TNI/AL, Ditjen Migas. BIN, Bakorkamla, dan lainnya," janjinya.
Berikut Realisasi konsumsi yang tercapai untuk tiap jenis BBM Bersubsidi dan peningkatannya dibandingkan tahun sebelumnya:
- Premium: 21.022.582 KL (naik 10,74%)
- Minyak Tanah: 1.462.406 KL (turun 27,23%)
- Solar: 11.941.983 KL (naik 11,97%)
- Total: 34.426.971 KL (naik 8,74%)
Tubagus melanjutkan, dibandingkan dengan kuota APBN-P 2011, masing-masing BBM bersubsidi mengalami kenaikan yakni Premium melebihi kuota hingga 3,87% dan Solar mencapai 2,44%. Hanya minyak tanah yang masih 5,63% di bawah kuota yang ada.
Untuk realisasi dari Januari hingga Oktober 2011, terhadap kuota APNBN-P 2011 yang dikonsumsi sejauh ini mencapai 85,67% untuk Premium, 81.24% untuk Minyak Tanah, dan 84,37% untuk Solar. Sedangkan totalnya sudah mencapai 85,02%.
(nrs/ang)