Hal ini disampaikan Direktur Utama Antam, Alwinsyah Lubis dalam rilis yang dipublikasikan di Jakarta, Senin (5/12/2011). Hari Senin, obligasi BUMN tambang ini mendapat pernyataan efektif dari Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK).
"Tingkat permintaan yang tinggi atas obligasi Antam, menunjukkan keyakinan investor atas kekuatan Antam sebagai perusahaan pertambangan dan pengolahan mineral terkemuka di Indonesia yang memiliki komoditas terdiversifikasi," katanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sehingga Antam meningkatkan jumlah penerbitannya 2 kali lipat menjadi Rp 3 triliun," tuturnya
Hasil obligasi tahap I ini dipakai untuk pendanaan investasi dan pengembangan usaha, seperti pertambangan nikel Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, dan tambangan emas.
Dana juga dihabiskan sebagai biaya renovasi, perbaikan, dan modernisasi Pabrik Feronikel di Pomalaa sebesar Rp 2,03 triliun. Kemudian, sisanya untuk pembukaan tambang nikel di Maluku Utara dan/atau Sulawesi Tenggara dan/atau tambang bauksit di Kalimantan Barat.
Penjamin pelaksana emisi obligasi Antam adalah PT Deutsche Securities Indonesia, PT Mandiri Sekuritas dan PT Standard Chartered Securities Indonesia.
(wep/ang)











































