"Kopi Simalungun dibeli oleh PT Indo Cafco (anak usaha ECom Agrindustrial Corporation) dan diekspor ke luar, lalu dibeli oleh trader luar seperti AS, Jepang, Swiss, Belanda dan Eropa. Para trader ini salah satunya pemasok kopi untuk Starbuck kemudian Kopi Simalungun ini masuk lagi ke Startbuck Indonesia," kata Consultan Agribusiness untuk IFC Zaenudin Toyib, dalam acara kunjungan lapangan IFC di Simalungun, Selasa (6/11/2011).
Dalam rangka memperkuat produksi dan kualitas ekspor kopi Simalungun, International Finance Corporation (IFC) atau lembaga pembiayaan yang merupakan grup Bank Dunia bekerjasama dengan PT Indo Cafco bekerjasama dengan IFC membangun sebuah pusat pelatihan untuk petani kopi Simalungun atau Farmer Trade center (FTC).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat ini keadaan kopi dari petani kopi Simalungun masih banyak defect atau cacatnya yang akan mempengaruhi jumlah kopi yang bisa diekspor.
"Keadaan selama ini kopi dari petani masih banyak defect-nya misalnya kopi pecah dua atau kopi yang berlubang akan mengurangi nilai dimana dalam SNI (standar nasional Indonesia) bahwa dalam 300 gr kopi minimnal defectnya itu 11 baru bisa ekspor untuk grade 1" jelas Zaenudin
Dengan adanya pusat pelatihan ini diharapkan dapat terjadi transfer ilmu dari para konsultan kepada para petani agar dapat meningkatkan kualitas kopi sehingga memenuhi permintaan konsumen dan dengan sendirinya akan meningkatkan taraf hidup petani.
Sementara itu Pimpinan proyek pusat pelatihan petani kopi Rahmad Syakib mengatakan pusat pelatihan petani kopi ini. Ia menuturkan pihak IFC bertugas sebagai manajemen dalam pusat pelatihan ini sedangkan Indo Cafco berkontribuso dalm peralatan dan aset.
"Ini proyek nirlaba ada tiga hal yang ingin difokuskan dari pembangunan produktivitas dan mutu kopi, menghubungkan pasar yang bersertifikat dan rantai distribusi yang pendek. Pembangunan FTC ini meningkatkan mutu kopi Simalungun dan meningkatkan ekspor kopi Indo Cafco," kata Rahmad.
(hen/ang)