Jembatan Kukar Ambruk, Ekspor Batubara ke Asia Timur & India Lumpuh

Jembatan Kukar Ambruk, Ekspor Batubara ke Asia Timur & India Lumpuh

- detikFinance
Selasa, 06 Des 2011 15:53 WIB
Tenggarong - Jembatan Kutai Kartanegara (Kukar) yang ambruk Sabtu (26/1102011) lalu menghentikan pengiriman batubara dari hulu Sungai Mahakam, Kutai Kartanegara. Tak terkecuali PT Multi Harapan Utama, salah satu perusahaan pemegang izin PKP2B, pengekspor batubara ke Asia Timur dan India.

"Kerugian belum kita kalkulasi tapi memang dengan adanya kejadian ini kita memang terganggu. Suplai dari pelabuhan di hulu Sungai Mahakam ke laut lepas di Muara Jawa mengacu proses delivery, terganggu," External Relation dan CSR Manager PT MHU, Qistul Amal Sentosa, saat memberikan keterangan kepada wartawan di sekitar lokasi ambruknya Jembatan Kukar, Jalan Wolter Monginsidi, Tenggarong, Kutai Kartanegara, Selasa (6/12/2011) sore WITA.

Menurut Amal Sentosa, dengan adanya larangan melintas di alur Sungai Mahakam, khususnya yang melintas di bekas jembatan yang dikeluarkan Administrator Pelabuhan (Adpel) Samarinda sebagai pelaksanaan pengawasan perairan Sungai Mahakam, dipahami ini memang kecelakaan yang tidak diharapkan sehingga proses pengiriman batubara dari hulu Jembatan Mahakam yang ambruk masih terganggu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya rasa dengan adanya komunikasi dari Administrator Pelabuhan Samarinda itu, saya rasa ada pemakluman dari buyer dengan adanya kejadian seperti ini," ujar Amal Sentosa.

Dalam kondisi normal, sambung Amal, jika suplai batubara maka ada konsekuensi yang harus ditanggung akibat keterlambatan pengiriman atau misalkan karena kekurangan kuantitas batubara yang dikirimkan.

"Rata-rata setiap harinya kita angkut 2-3 ponton, melintasi Sungai Mahakam ke laut lepas di Muara Jawa. Setiap ponton mengangkut 8.000 matriks ton," tambahnya.

Dijelaskan dengan jumlah ribuan matriks ton batubara setiap harinya tujuan ekspor ke negara-negara di Asia Timur dan India, yang memiliki kontrak dengan PT MHU, baik end user maupun trading, diantaranya juga untuk keperluan pembangkit tenaga listrik.

Masih menurut Amal Sentosa, manajemen PT MHU tetap melakukan komunikasi baik itu kepada Dinas Perhubungan Kutai Kartanegara maupun Basarnas dan tim SAR gabungan lainnya yang berkaitan dengan proses evakuasi.

"Yang kita terima informasi terakhir bahwa proses evakuasi berlangsung 2 minggu sejak jembatan ambruk tanggal 26 November 2011 lalu. Kami sebenarnya mengharapkan adanya kepastian dari pihak terkait untuk membuka kembali jalur Sungai Mahakam lokasi Jembatan Kukar untuk dilewati ponton batubara," terangnya.

"Karena beberapa hari ini yang diizinkan hanya kapal untuk proses pengiriman bahan bakar, sembako dan penumpang bertujuan hulu Mahakam maupun sebaliknya. Itu, kami harapkan ada percepatan proses perizinan perlintasan juga untuk batubara," tutup Amal.

Diberitakan sebelumnya, Jembatan Kutai Kartanega yang ambruk, selain berdampak pada korban jiwa juga berimbas terhentinya kegiatan perekonomian, khususnya pengiriman sembako, bahan bakar dan arus penumpang yang memanfaatkan alur Sungai Mahakam. Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara berkeputusan untuk membuka alur sungai eks Jembatan Kutai Kartanegara dipergunakan untuk arus kapal sembako, bahan bakar dan penumpang menyusul terjadinya krisis sembako di sejumlah kecamatan yang berada di hulu Sungai Mahakam. Namun untuk ponton batubara, masih dilarang melintas hingga proses evakuasi Tim SAR selesai dilakukan.

(dnl/dnl)

Hide Ads