Di saat yang hampir bersamaan, perseroan juga mendivestasi 99,99% saham PT Horizon Agro Industry, anak usaha yang bergerak di bidang perkebunan. Nilai transaksi penjualan saham ini mencapai Rp 750 miliar.
Aksi ini dianggap sebagai transaksi material sesuai dengan peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) No. 9.E.2. Namun hingga kini wasit pasar modal ini belum memberi restu karena belum adanya kelanggapan dokumen dari CKRA.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah syarat lengkap, restu pun didapat. Hasil ini kemudian disampaikan kepada pemegang saham dalam RUPS luar biasa yang rencananya diselenggarakan pada 30 Desember mendatang.
"Dalam rups nanti baru, pemegang saham yang berhak. Ini pantas atau tidak dilakukan transaksi material. Kalau dari sisi kami, ingin informasinya dibuka," ucapnya.
Direktur CKRA Yudhi Asmara Yasmie sendiri menyampaikan, pembicaraan terus dilakukan antara perseroan dengan Bapepam-LK. Tanggal 30 Desember menjadi target perseroan agar Bapepam memberi izin tersebut.
Yudhi berjanji, jika CKRA menjadi perusahaan perdagangan umum dan pertambangan, maka kinerja perusahaan akan lebih baik. Dimana ada pendapatan yang berkelanjuta dari usaha bijih besi yang sebagian ditujukan untuk pasar ekspor.
"Tentu dengan perubahan akan menjadi lebih baik. Makanya kami rencananya akan lakukan RUPS di 30 Desemeber," tambah Yudhie.
Harapan kinerja membaik didasarkan atas anak usaha baru mereka, PT Persada Indo Tambang yang telah memproduksi 24.326 mt bijih besi hingga September.
"Kami harapkan anak usaha baru, PIT mampu produksi 42 ribu mt sampai dengan 2017. PIT memiliki IUP berupa bijih besi Dmp seluas 2.936 ha dan terletak di Nagari Sungai Kunyit, Kec. Sangir Bali Janggo, Sumatera Barat," kata Yudhie.
Dari hasil penelitian manajemen yang dilakukan pada 2010, cadangan bijih besi PIT di Nagari mencapai 1,827 juta mt (daerah tergali) dan 3,636 juta mt (daerah ekspolitasi). Sehingga total cadangan mencapai 5.463 juta mt.
"Namun manajemen konservatif mengestimasi cadangan bijih besi 2,34 juta mt, karena belum dilakukan teliti cadangan terukur, maka manajemen mengestimasi cadangan bijih besi mencapai 2,34 juta mt," ucapnya.
"Kami juga berencana mengakuisisi perusahaan-perusahaan lain untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Namun kami belum bisa sampaikan. Nanti kalau sudah lebih jelas di-disscole," pungkasnya.
(wep/ang)











































