Koreksi di yang terjadi di indeks S&P 500 sudah diperkirakan sebelumnya. Pasalnya, indeks acuan itu sudah naik tinggi hingga ke level tertingginya dalam empat tahun. Tanda-tanda melambatnya ekonomi China menjadi katalis untuk jual saham.
Indeks energi di S&P, yaitu GSPE jatuh 1,4% memimpin pelemahan. Raksasa tambang BHP Billiton mengatakan permintaan bijih besi dari China akan stagnan, sehingga membuat saham-saham komoditas dan energi terkena tekanan jual.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Senin kemarin, Indeks S&P 500 sudah mencapai level tertingginya sejak 2008 dan tinggal 10% lagi menuju rekor tertingginya sepanjang masa di level 1.565,15 yang diraihnya pada Oktober 2007.
Berkurangnya kekhawatiran krisis utang Eropa serta data ekonomi AS yang membaik sudah mendorong indeks S&P 500 11,8% sejak awal tahun, atau 27% sejak posisi terendah di Oktober.
Pada penutupan perdagangan Selasa waktu setempat, Indeks Dow Jones melemah 68,94 poin (0,52%) ke level 13.170,19. Indeks S&P 500 Index turun ke level 4,23 poin (0,30%) ke level 1.405,52. Indeks Komposit Nasdaq turun tipis ke level 4.17 poin (0,14%) ke level 3.074,15.
Sebanyak 6,2 miliar lembar saham diperdagangkan di New York Stock Exchange, Nasdaq dan Amex, dibandingkan dengan rata-rata harian sebanyak 6,9 miliar lembar saham.
(ang/ang)