RI Masih Tekor US$ 1,47 Miliar Berdagang dengan China

RI Masih Tekor US$ 1,47 Miliar Berdagang dengan China

- detikFinance
Senin, 02 Apr 2012 12:41 WIB
Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia pada Februari 2012 hanya surplus sebesar US$ 692,8 juta. Sementara itu secara komulatif terjadi surplus perdagangan Januari-Februari 2012 sebesar US$ 1,71 miliar.

"Jadi masih surplus," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin dalam acara konferensi pers di kantor BPS, Jakarta, Senin (2/4/2012)

Meski mengalami surplus perdagangan secara keseluruhan, Indonesia justru masih mengalami defisit perdagangan pada Februari dengan negara-negara tetangga seperti sektor ekspor non migas dengan Thailand defisit US$ 431 juta, meskipun dengan India pada Februari mengalami surplus US$ 457 juta dengan AS US$ 339 juta.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Untuk Januari-Februari dengan China kita defisit US$ 1,47 miliar. Singapura defisit US$ 162 juta, Thailand defisit US$ 793,8 juta. Sedangkan degan Malaysia suplus US$ 652 juta, AS surplus US$ 786 juta, India surplus US$ 1,3 miliar," katanya.

Defisit perdagangan ini tak terlepas dari beberapa catatan impor Indonesia. Misalnya pada Februari 2012, impor Indonesia tercatat US$ 14,95 miliar atau naik 27,2% dibandingkan Februari 2011.

Sementara itu, secara kumulatif total impor Indonesia selama Januari-Februari US$ 29,51 miliar atau naik 21,39% (yoy). Sementara impor Non migas mencapai US$ 23 miliar atau naik 22.37% (yoy).

Berikut ini negara-negara yang barangnya paling banyak diimpor oleh Indonesia:

China US$ 4,41 miliar, Jepang US$ 3,59 miliar, Singapura US$ 1,71 miliar, ketiga negara ini memberikan komposisi impor Indonesia 42,18%. Sementara impor Indonesia dari Asean US$ 5,02 miliar atau naik 21,81%, impor dari Uni Eropa US$ 2,12 miliar atau 9,23%

Impor menurut golongan penggunaan barang selama Januari-Februari 2012:


  • Bahan baku 72,15% atau sebesar US$ 21,29 miliar turun dibandingkan tahun 2011 74,68%
  • Barang modal 20,17% atau US$ 5,95 miliar naik dibandingkan tahun lalu sebesar 17,34%Β 
  • Barang konsumsi 7,68% atau US$ 2,26 miliar turun dibandingkan tahun lalu US$ 7,98 %
(hen/dru)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads