"Indonesia termasuk tertinggal di antara ASEAN," ujar Direktur Manajemen Risiko dan Komitmen Informasi LPS Firdaus Djaelani saat ditemui di Ballroom Hotel Shangri-La, Jakarta, Senin (14/5/2012).
Firdaus menyebutkan dari jumlah penduduk di atas 15 tahun yang sekitar 239,9 juta, kepemilikan rekening di Indonesia hanya 19,6 persen di mana untuk rekening simpanan sebesar 15,3 persen dan kredit 8,5 persen.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di China dan India yang memiliki jumlah penduduk lebih besar dari Indonesia pun memiliki persentase yang lebih besar. China dengan jumlah penduduk 1,338 miliar jiwa, 63,8 persen penduduknya telah memiliki rekening, sedangkan India yang jumlah penduduknya masih memiliki persentase sebesar 35,2 persen.
Menurut Firdaus, terdapat perbedaan dalam penarikan nasabah di Indonesia dengan negara lain. Di negara lain, bank saling berebut nasabah dengan meningkatkan pelayanan, sementara di Indonesia, calon nasabah diiming-imingi hadiah untuk memiliki rekening bank tersebut.
"Di sana rebut-rebutannya dengan peningkatan pelayanan, kalau di kita kasih BB, mobil, suku bunga rendah," ungkapnya.
Selain itu, Firdaus menilai bank di Indonesia tidak efisien. Pasalnya, terlalu banyak bank dengan sedikit cabang. Hal ini berbeda dengan bank di luar negeri yang jumlahnya sedikit tetapu memiliki cabang yang banyak.
"jadi 120 bank ini kebanyakan, di Thailand jumlahnya sedikit, jadi memang perbankan Indonesia ini kurang efisien," tandasnya.
(nia/dru)