Dahlan mengatakan, program 'Sasa' ini adalah program sapi-sawit. Jadi nanti BUMN yang mempunyai kebun sawit akan diminta memelihara sapi, targernya untuk tahap awal ada 100 ribu ekor sapi di perkebunan sawit.
"Selama ini peternak sapi banyak yang sulit karena harga pakan ternak mahal sekali. Kalau di kebun sawit makanannya gratis, baik dari rumput di bawah pohon, pelepah sawit yang dihancurkan dijadikan seperti pupuk," jelas Dahlan di Istana Negara, Jakarta, Rabu (23/5/2012).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya sampaikan kepada Presiden, BUMN ke depan tiap tahun memerlukan sekitar 200 ribu anak sapi. Anak sapi akan dibawa ke Sumatera untuk ditaruh ke perkebunan-perkebunan sawit. Itulah yang disebut dengan program BUMN Sasa," kata Dahlan.
BUMN yang menjalankan program sapi sawit ini adalah PT Perkebunan Nusantara (PTPN) I hingga VII. Saat ini BUMN tersebut mendapatkan sapi dari Bali, Lombok, Lampung dan Jawa Timur.
"Jadi supaya impor ternak jangan terlalu besar, tidak impor sama sekali tidak mungkin karena sekarang ini konsumen kita banyak yang memerlukan daging dengan kualitas tertentu. Itu terpaksa impor. Tetapi jangan terlalu besarlah. Tahun lalu kita impor sapi 350 ribu ekor," cetus Dahlan.
(dnl/hen)