Cadangan Minyak RI Habis 10 Tahun Lagi, Saatnya Berhemat!

Cadangan Minyak RI Habis 10 Tahun Lagi, Saatnya Berhemat!

- detikFinance
Senin, 11 Jun 2012 15:54 WIB
Jakarta - Pemerintah menyatakan cadangan minyak Indonesia saat ini cuma bertahan untuk 10 tahun lagi. Saatnya masyarakat berhemat dan beralih menggunakan energi alternatif.

Hal ini disampaikan oleh Dirjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Kardaya Warnika dalam siaran pers, Senin (11/6/2012).

"Data menunjukkan cadangan minyak bumi Indonesia akan habis dalam waktu 10 tahun lagi, berdasar cadangan terbukti yang ada saat ini. Adapun penggunaan energi baru dan terbarukan baru berkisar 4% dari total konsumsi energi. Situasi ini mengkhawatirkan terkait penipisan sumber daya energi, beban anggaran negara untuk subsidi, dan keamanan terhadap perubahan iklim," tutur Kardaya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia mengatakan, konsumsi bahan bakar minyak di Idnonesia masih sangat mendominasi yaitu sebesar 42,99% dari konsumsi energi total. Kemudian diikuti gas dan batubara masing-masing 18,48% dan 34,47%.

"Sudah waktunya kita sebagai bangsa untuk mulai melakukan penghematan energi. Sumber energi kita masih sangat tergantung kepada bahan bakar fosil yang tidak bisa diperbaharui," imbuh Karydaya.

Saat ini Ditjen EBTKE menyelenggarakan "National Energy Efficiency Conference (NEEC)" yang juga dihadiri Duta Besar Kerajaan Denmark untuk Indonesia BØrge Petersen. Konferensi ini untuk menggali potensi efisiensi energi di Indonesia serta menggalakkan dukungan secara nasional terhadap gerakan penghematan energi nasional yang telah diumumkan oleh Presiden RI pada tanggal 29 Mei 2012.

"Tingginya subsidi pemerintah terhadap sektor energi belum sepenuhnya memberikan keadilan sosial dalam pengadaan listrik. Dengan rasio elektrifikasi kurang 80% berarti lebih dari 20% rumah tangga, terutama di daerah terpencil, tidak memiliki akses listrik," tambah Kardaya.

Kebijakan Energi Nasional (2006) menyatakan Indonesia harus mencapai elastisitas energi kurang dari 1 di 2025. Saat ini Indonesia ada di 1,63, sedangkan Thailand 1,4 dan Singapura 1,1. Sedangkan negara maju, elastisitas energi berada di 0,1-0,6. Berdasarkan audit yang dilakukan oleh Kementerian ESDM dari 2003-2010, potensi efisiensi energi adalah 5% yang setara dengan investasi sebesar Rp 23,8 triliun hingga Rp 289 triliun setiap tahun.

Sementara Peterson mengatakan, negaranya sangat mendukung inisiatif energi bersih di Indonesia. Program efisiensi dan konservasi energi yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia mendapatkan dukungan dari pemerintah Denmark melalui DANIDA (Danish International Development Assistance) dengan memberikan bantuan dana senilai kurang lebih US$ 10 Juta untuk kurun waktu empat tahun program.
(dnl/ang)

Hide Ads