Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch (IPW) Ali Tranghanda mengatakan saat ini potensi karawang dari sisi prospek properti sudah cukup tumbuh untuk segmen kawasan industri dan residensial atau perumahan. Bahkan sudah mulai bermunculan pengembang-pengembang besar masuk ke kawasan ini.
"Karawang mengalami pertumbuhan terutama untuk kawasan industri dan residensial, pengembang besar seperti Agung Podomoro melalui Grand Taruma, juga ada Lippo dengan San Diego Hills-nya, dan banyak pengembang-pengembang kecil yang tumbuh pesat. Agung Podomoro dan Lippo banyak miliki lahan disana," katanya kepada detikFinance, Rabu (29/8/2012).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Industri di Karawang mulai tumbuh, harga tanah di Karawang secara umum sudah naik dari Rp 150.000 menjadi 200.000 per meter sekitar 20%, pada tahun lalu. Karawang secara ekonomi tumbuh, dengan terlihat kawasan komersial kecil-kecil," katanya.
Namun Ali mengingatkan agar pemerintah daerah Karawang memiliki Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) yang detail. Jika ini tak tegas diatur dari awal, maka bakal banyak lahan pertanian yang akan dikonversi menjadi kawasan perumahan maupun industri. Maklum saja Karawang sudah lama menjadi lumbung beras nasional.
"Intinya pengembang sudah mulai melihat kesana, termasuk kawasan Cikampek," katanya.
Berdasarkan catatan Bank Indonesia kawasan Karawang cukup menonjol pertumbuhan propertinya khususnya untuk segmen lahan industri. Hal ini didorong dari pesatnya ekspansi sektor industri seperti otomotif, farmasi, suku cadang, manufaktur, industri makanan dan minuman, industri tekstil.
Pemerintah sedang menyiapkan beberapa fasilitas untuk menopang kawasan tersebut misalnya memusatkan pengembangan industri otomotof dan elektronika di wilayah Karawang dan Cibitung. Pemerintah juga berencana membangun Pelabuhan baru di Cilamaya Karawang, Jawa Barat.
(hen/dnl)