Kerjasama yang melibatkan PT Bukit Asam dengan PT Rajawali Asia Resources serta China Development Bank, dan China Railway Group Limited membuat yakin hal itu terwujud.
"Ada US$ 2,1 miliar yang digelontorkan China Development Bank terkait investasi ini, saya yakin 2017 selesai," katanya saat ditemui detikFinance di JCC Senayan Jakarta, Rabu (29/08/12).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Nantinya ini milik kami (Bukit Asam) dengan single track dengan lebar sepur 1,4 meter jauh dari normal yang hanya 1,062 meter, karena lokomotif yang kami gunakan supercepat," katanya.
Proyek ini sudah dikeluarkan izinnya dari Kemenhub tahun 2011 dan Amdal dari Kementerian Lingkungan hidup sudah keluar pada bulan Oktober 2011. Perusahaan patungan ini akan memproduksi batubara sebanyak 25 juta ton per tahun selama 20 tahun. Sementara untuk proyek rel kereta api ini dimulai dilaksanakan pada 2013 dan akan beroperasi di 2017.
Dia menjelaskan proyek ini merupakan proyek terintegrasi yaitu mulai dari tambang batubara, infrastruktur transportasi, dan logistik pelabuhan. Pengelolaan dari rel kereta api dan pelabuhan akan ditangani oleh BATR. Sementara untuk pengelolaan penambangan batubara akan dikerjakan oleh PT Bukit Asam Banko yang merupakan perusahaan patungan antara PT Bukit Asam dan Rajawali Asia Resources, masing-masing memegang saham 65% dan 35%.
"Bukit Asam bekerja sama dengan China Railways Group Limited menggarap proyek ini, pembebasan lahan yang masuk areal hutan sudah kami selesaikan, 8tahun 2017 kami optimis," pungkasnya
(dru/dru)