"Yang penting, test kali ini menjadi lebih bagus. Recruitment ini bukan hanya untuk mengurangi KKN, tapi tak boleh lagi ada KKN. Kalau ada yang ketahuan melakukan KKN, langsung pecat,"ujar Azwar dalam penjelasannya seperti dikutip detikFinance, Senin (10/9/2012).
Terkait sistem penyelenggaraan test yang bebas dari KKN ini, Azwar menuturkan yang membuat soal test adalah konsorsium 10 perguruan tinggi negeri (PTN) yang direkomendasikan oleh mendikbud.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Setelah seleai ujian, lembar jawaban di kumpukan dan dimasukkan ke dalam kota yang sisegel, dan selanjutnya dibawa ke Badan Pengkajian dan Penerapan teknologi (BPPT) untuk di-scan dan dipindai. Di BPPT, ruangannya steril, hanya petugas yang bisa masuk,” ujarnya.
Hasil ujian tersebut, nantinya diserahkan ke pejabat pembina kepegawaian (PPK) masing-masing instansi untuk diumumkan, dan tembusan ke Menteri PAN dan RB serta Badan Kepegawaian Negara (BKN), guna mencegah terjadinya ‘masuk angin’ seperti yang dulu sering terjadi di sejumlah daerah.
Satu hal yang harus diperhatikan, setelah selesai testing, maka semua soal harus dimusnahkan dan dibakar, disaksikan oleh Tim pemantau.
Tidak berhenti disitu, pelaksanaan recruitment ini juga diawasi oleh Indonesia Corruption Watch (ICW) dan kawan-kawan LSM lainnya. Masyarakat yang mengetahui ada penyimpangan, dapat mengadukan ke ICW, Ombudsman. Pengaduan juga bisa langsung ke Kementerian PAN dan RB, melalui email: pengaduan.cpns@menpan.go.id
Azwar berharap, dengan adanya testing yang fair ini, ke depan anak-anak Indonesia juga mau belajar, tidak menggantungkan pada koneksi pejabat, yang dulu bisa dibayar untuk meloloskan menjadi CPNS. "Tinggalkan itu semua, kita harus yakin bahwa penerimaan CPNS ini bisa bersih dari KKN," tambahnya.
(dru/ang)