Pernahkah kita mempertanyakan dari mana asalnya kartu sakti dan serba canggih tersebut? Sejak kapan munculnya? Kenapa berbentuk kartu? Dan berjuta pertanyaan lainnya yang sering kali dianggap pertanyaan konyol. Memang pada akhirnya itu akan tetap menjadi pertanyaan konyol, karena kita lebih tertarik kepada fitur-fitur penawaran dan siapa yang mengeluarkan kartu sakti tersebut.
Sekarang, mari kita buang pertanyaan konyol tersebut jauh-jauh. Saatnya kita bedah keseluruhan dari kartu sakti tersebut. Pertanyaan sederhana yang muncul pertama kali pada saat seseorang ingin memiliki dan menggunakan kartu sakti tersebut adalah, kenapa? Kenapa Saya membutuhkan kartu tersebut? Satu pertanyaan dengan berjuta jawaban.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk seorang professional dengan tingkat kesibukan yang tinggi menggunakan kartu sakti tersebut untuk kemudahan bertransaksi, dan juga yang tidak kalah pentingnya adalah sebagai bagian indentitas jati diri, atau bahasa gampangnya untuk prestige. Sebagian lagi mengemukakan alasan mereka menggunakan kartu tersebut karena tergiur oleh penawaran potongan harga, bonus, dan fitur-fitur lainnya.
Tidak kalah canggih, ada juga beberapa pihak yang menggunakan lantaran karena siapa yang mengeluarkan kartu tersebut. Karena institusinya kah, nama produknya, bentuk kartunya, dan hal lainya yang lebih mengacu kepada tampilan fisik kartu sakti tersebut. intinya, apapun alasannya, orang-orang tetap menggunakan kartu sakti tersebut. Bahkan tidak heran jika 1 orang bisa memiliki lebih dari 1 kartu sakti tersebut. Lalu,
Berbicara masalah kartu, sebenarnya apa fungsi utama kartu ini? Tidak perlu pusing-pusing atau membedah kamus terlalu dalam, cukup dilihat dari namanya saja. Kartu kredit, atau bahasa kerennya Credit Card, adalah kartu untuk berutang.
Utang, itu kata kunci dari kartu sakti tersebut. Sungguh Ironis memang, produk utang tersebut sangat laku di pasaran. Seolah-olah mengajarkan masyarakat untuk terus berutang dan berkonsumsi tanpa melihat dampak keseluruhan dari berutang.
Sementara produk-produk keungan yang dapat membantu mengembangkan nilai dan jumlah uang malah dipandang dengan tatapan sinis penuh curiga.
Kita tinggalkan dulu produk investasi, kembali ke fokus utama yaitu kartu berutang. Dengan segala kemudahannya, kartu tersebut merajalela di sela-sela sempit di dalam dompet Anda. Pertanyaannya, sudahkah kita mengerti secara keseluruhan tentang konsep berutang? Kapan kita boleh berutang? Sebesar apa kita bisa berutang? Semua itu merupakan pertanyaan dasar yang selalu ditanyakan oleh kebanyakan orang terhadap perencanaan keuangan.
Kita ungkap satu persatu, apakah utang itu? Utang, bahasa sederhananya adalah pinjaman. Utang akan muncul pada saat seseorang membutuhkan sesuatu, tetapi orang tersebut belum memiliki aset untuk memenuhi kebutuhannya, sehingga mengharuskan utuk melakukan pinjaman aset dari pihak ketiga untuk memenuhi kebutuhannya tersebut.
Pinjaman tersebut harus dikembalikan oleh si peminjam kepada yang meminjamkan dalam kurun waktu yang telah disepakati. Kurang lebih itulah penjabaran tentang berutang. Apakah berutang itu baik?
Melalui kaca mata perencanan keuangan, berutang itu bisa baik, dan bisa juga tidak baik. Tidak dapat dipungkiri bahwa terkadang seseorang memerlukan utang untuk kelangsungan hidupnya. Bukan utangnya yang tidak baik, akan tetapi implementasi pelaksanaan dan pengaturan utang yang tidak terarahlah yang membuat hutang menjadi sangat tidak baik.
Konsep pengaturan sederhana untuk berutang adalah batas maksimal berhutang adalah 35% dari jumlah penghasilan. Oleh karena itu, pengaturan penggunaan kartu kreditpun dapat dilakukan dengan memberikan batasan penggunaan pagu kredit sebesar 30%-35% dari jumlah penghasilan.
Bagaimana strategi dan sebaiknya kita berhutang dengan Kartu Kredit? Akan kita bahas di tulisan berikutnya.
(ang/ang)