Anggota BPK yang juga Ketua Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Ali Masykur Musa mengatakan, PLN bisa hemat jika pembangkit listriknya menggunakan gas. Tapi saya, gas malah banyak diekspor dan akhirnya PLN terpaksa menggunakan BBM untuk bahan bakar pembangkit listriknya. BBM harganya lebih mahal ketimbang gas.
"Sebanyak 60% gas kita itu diekspor dan dikuasai asing, yang kedua sistem dari pembangkit kita masih menggunakan bahan bakar minyak (BBM)," ungkap Ali saat ditemui wartawan di Kantor PBNU, Jalan Kramat Raya Salemba, Jakarta Pusat, Senin (29//12).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sehingga, biaya untuk menghasilkan listrik tiap kwh jadi besar. Kalau pakai BBM itu bisa tiga kali ketimbang pakai batubara yang sekitar Rp 370 per Kwh," lanjutnya.
"Kesempatan PLN menggunakan energi primer yang bersumber tidak dari minyak itu tidak dilakukan, bahkan makin besar konsumsinya," imbuhnya.
Dalam kesempatan itu Ali Masykur mengharapkan, Menteri BUMN Iskan yang pada saat itu menjabat sebagai Dirut PLN agar segera menjelaskan hal ini kepada DPR.
"Ini kan yang harus segera duduk antara DPR dan Menteri BUMN yang pada saat itu Dirut PLN," tutupnya.
(zul/dnl)