"Konektivitas yang kurang baik, kendala infrastruktur dan biaya logistik yang tinggi menghalangi Indonesia untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dan melakukan upaya pemerataan kesejahteraan bagi seluruh penduduk Indonesia," kata Wakil Kepala Kantor Perwakilan ADB di Indonesia Edimon Ginting, dalam siaran pers ADB yang dikutip detikFinance, Jumat (16/11/2012).
"Sebagai contoh, sekitar 70% perbedaan harga beras di daerah di seluruh Indonesia diakibatkan oleh biaya pengiriman, yang merupakan cerminan dari kondisi buruknya jalan, pelabuhan yang padat, dan belum berkembangnya sistem transportasi antar pulau," tambahnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Secara keseluruhan, lanjutnya, reformasi akan memberikan manfaat ekonomi yang besar. Reformasi ini juga akan membantu memperbaiki pelayanan sosial, menciptakan iklim usaha yang lebih kondusif, mendorong partisipasi sektor swasta dalam layanan infrastruktur, meningkatkan teknologi dan inovasi baru, dan memperluas kesempatan kerja.
Edimon menambahkan dengan mengurangi biaya pengiriman melalui kereta api, jalan darat atau laut dapat menekan biaya distribus. Dengan biaya yang murah maka akan lebih banyak orang dan produk yang menjangkau daerah-daerah terpencil dan terisolasi dengan harga yang lebih terjangkau.
"Program ini juga akan membantu meningkatkan konektivitas internasional dengan perampingan prosedur melalui secara prosedur penyelesaian proses ekspor dan impor yang lebih menyeluruh dan efisien," ujarnya.
Selain pinjaman itu, ADB juga memberikan hibah bantuan teknis sebesar US$ 1 juta atau sekitar Rp 9 miliar untuk memperkuat kapasitas instansi pemerintah seperti Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan Kementerian Perhubungan untuk mengembangkan kebijakan konektivitas yang efektif dan meningkatkan koordinasi.
(nia/dru)