Bahkan dalam membeli 60% saham senilai US$ 750 juta, 'Si Anak Singkong' ini tidak mengeluarkan dana sedikitpun dari kantong perusahaan. Seluruh dana didapat dari pinjaman sindikan perbankan internasional.
"Melalui Trans Ritel yang mendapat pinjaman dari bank asing. Kenapa asing, karena jumlahnya yang relatif besar. Kita harus jadi tuan rumah di negara sendiri. Kalau tidak, repot kita," kata CT dalam jumpa pers di Menara Bank Mega, Jalan Kapiten Tendean, Jakarta Selatan, Selasa (20/11/2012).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya beli perusahaan asing dengan duit asing dan ditransformasi jadi perusahaan Indonesia. Biasanya kan duit asing, yang akuisisi asing," tambah CT.
"Seperti yang saya katakan, jadi pengusaha harus dipercaya. Karena kalau itu sudah, dana tidak lagi jadi masalah," tegasnya.
Di tangan CT, Carrefour yang akan berganti nama menjadi Trans Carrefour ini harus berbenah. Target pertumbuhan 30% per tahun pendapatan dan laba harus tercapai.
Target ini lebih tinggi dari realisasi kinerja Carrefour dalam beberapa tahun mendatang yang hanya 10%.
"Dalam tiga tahun terakhir, pertumbuhan tidak tinggi. Tetapi mulai tahun depan, itu setiap tahun target pertumbuhan 30%. Sebelumnya kurang dari 10%. Kalau penjualan Carrefour tahun lalu Rp 14 triliun," ucapnya.
(wep/dru)