Dirut Batan Tekno, Yudiutomo Imardjoko mengatakan pada proses pendirian pabrik nuklir untuk keperluan medis ini, Batan Tekno menggandeng perusahaan nuklir swasta asal AS, Babcock & Wilcox Company.
"Kalau desainnya, tahun 2013, kemudian dibangun, nanti baru berproduksi 2016 akhir," tutur Yudi kepada detikFinance, Senin (27/11/2012).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Produksi 4.000 curie per minggu, harga jualnya US$ 500 dollar per curie kali 52 minggu setahun," tambahnya.
Produk radioisotop ini, sepenuhnya akan dijual untuk memenuhi kebutuhan di Amerika Serikat. "Itu dijual di Amerika. Itu saja masih kurang karena Amerika kebutuhan 6000 curie seminggu padahal produksi 4000 curie," paparnya.
Untuk proses produksi, Yudi menjelaskan, setidaknya diperlukan 300 pekerja yang datang dari Indonesia dan Amerika Serikat. "Total 300 tenaga dan itu tergantung saham kita di sana," sebutnya.
Mendirikan pabrik reaktor ini, setidaknya Batan tekno dan perusahaan mitranya harus menggelontorkan dana investasi mencapai US$ 170 juta atau setara 1,53 triliun namun Yudi belum mau menyebut berapa besar saham yang akan dimiliki Batan Tekno
Selain itu, Yudi menegaskan Menteri BUMN Dahlan Iskan sangat antusias mendukung mega proyek Batan Tekno di Amerika Serikat ini.
"Senang sekali, Pak Menteri mengatakan sekarang ini program pemerintah, bukan jadi program Batan Tekno, jadi ini harus jalan," kata Yudi menirukan ungkapan Dahlan.
(feb/ang)