Kepala Humas KAI Sugeng Priyono menjelaskan untuk mencapai target itu, KAI pun melakukan upaya pengembangan dan peningkatan kualitas layanan KRL Commuter Line Jabodetabek dan revitalisasi stasiun melalui penertiban kios-kios di dalam dan lahan sekitar stasiun milik KAI.
"Penertiban stasiun Jabodetabek untuk memberikan ruang publik penumpang yang besar. Lima tahun kedepan bisa angkut 1,2 juta sekarang baru 400 sampai 500 ribu (Penumpang) per hari," tutur Sugeng kepada detikFinance, Jumat (4/1/2013)
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, KAI harus mempersiapkan tambahan parkir kendaraan bagi penumpang sehingga bisa menampung 1,2 juta penumpang per hari.
"Hampir seluruh stasiun memang perlu ditertibkan kios, kita juga harus mempersiapkan parkirnya untuk menampung 1,2 juta penumpang," tambahnya.
Kios yang ditertibkan sendiri, merupakan kios yang telah habis masa kontraknya atau yang masih memiliki masa kontrak namun telah dilakukan negoisasi dengan pemberian kompensasi.
Sugeng tetap mengapresiasi langkah Komnas HAM dan mahasiswa yang memprotes peneritaban kios di stasiun, seperti pada kasus Stasiun UI Depok. Pihaknya harus mengambil tindakan tegas untuk meningkatakan kualitas layanan bagi para penumpang.
"Revitalisasi sudah mulai, gencar penolakan penertiban saya memahami. Kewajiban kami untuk memberikan layanan yang lebih kepada publik," sebutnya.
Selain melakukan revitalisasi stasiun, pada 2013 kali ini, KAI juga menambah armada KRL secara bertahap sambil menunggu penambahan jumlah daya tampung stasiun.
"Tahun 2013 kita datangkan 160 sampai 180 KRL secara berangsur-angsur," pungkasnya
(feb/hen)