Usir Grup Bakrie, Rothschild Ajak Adik Prabowo Jadi Direksi Bumi

Usir Grup Bakrie, Rothschild Ajak Adik Prabowo Jadi Direksi Bumi

- detikFinance
Selasa, 08 Jan 2013 10:44 WIB
Jakarta - Perusahaan kongsi Grup Bakrie-Nathaniel Rothschild, Bumi Plc, akan melakukan rapat pemegang saham Februari mendatang. Salah satu agendanya adalah perombakan direksi.

Perombakan direksi itu diusulkan oleh Rothschild yang sudah mengirimkan tawaran kepada direksi dan komisaris untuk menurunkan 12 anggota direksi dari total yang ada saat ini 14 direksi.

Beberapa direksi yang diminta lengser oleh Rothschild di antaranya CEO Nick von Schirnding dan Komisaris Utama Samin Tan. Rothschild, yang punya 14,7% hak voting di Bumi Plc, mengusulkan mantan bos Leighton Holdings Ltd. (LEI) Wallace King sebagai komisaris utama.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara, Brock Gill ia usulkan menjadi CEO dan Rothschild sendiri kembali menjadi direktur eksekutif. Ia juga menominasikan adik kandung kandidat bakal calon presiden RI Prabowo Subianto, Hashim Djojohadikusumo, menjadi salah satu direktur.

Calon direksi lain yang diusulkan Rothschild antara lain Roger Davis, mantan anggota parlemen dan menteri hukum Inggris Jonathan Djanogly, dan Richard Gozney. Gozney sebelumnya pernah menjabat sebagai duta besar Inggris untuk Indonesia.

"Pertemuan pemegang saham ini akan memberikan pilihan yang jelas bagi para pemegang saham dan anggota dewan dalam rencana pemisahan bisnis dengan Grup Bakrie. Pertemuan ini sudah disepakati oleh para direktur independen, Nat Rothschild beserta koleganya," kata von Schirnding dalam keterangan tertulis yang dikutip Bloomberg, Selasa (8/1/2013).

Bumi Plc,yang sebelumnya bernama Vallar Plc, didirikan oleh kongsi Grup Bakrie-Rothschild di 2011 dengan nilai investasi sekitar US$ 3 miliar (Rp 28,5 triliun). Hubungan keduanya mulai memanas tak lama setelah perusahaan tersebut listing di bursa London.

Kabar yang beredar, Rothschild berniat mengambil alih Bumi Plc cara menjatuhkan harga sahamnya melalui kabar 'miring' seputar Grup Bakrie. Setelah saham Bumi Plc anjlok, Rothschild akan membelinya di harga murah.

Namun, Grup Bakrie yang sadar akan hal itu pun menyerang balik. Grup Bakrie sudah menarik satu-persatu personelnya dari jajaran direksi dan komisaris Bumi Plc. Setelah Indra Bakrie dan Ari Hudaya lebih dahulu meninggalkan perusahaan yang dulu bernama Vallar Plc itu, Chief Executive Officer (CEO) Bumi Plc Nalin Rathod pun menyusul.

Mundurnya jajaran direksi Bumi Plc itu dipicu oleh ketegangan antara dua investornya, yaitu Grup Bakrie dan Rothschild. Nat yang kabarnya berniat mengambil alih Bumi Plc dari Grup Bakrie menuduh anak usahanya di Indonesia, PT Bumi Resources Tbk (BUMI), telah melakukan penggelapan dana.

Nat pun meminta dilakukannya audit investigasi terhadap BUMI dan BRAU. Audit investigasi pun dilakukan, tapi karena merasa tidak didukung direksi dan komisaris Bumi Plc, Nat pun mengundurkan diri.

Tak lama, Grup Bakrie yang geram atas tuduhan tak berdasar itu langsung mengajukan proposal untuk melepas hubungan dengan Bumi Plc melalui pembelian kembali saham-saham yang dipegang Bumi Plc di aset-asetnya di Indonesia senilai US$ 1,2 miliar.

Yaitu melalui pembelian kembali 29% saham BUMI juga 85% kepemilikan di BRAU yang keduanya merupakan anak usaha Bumi Plc. Pembelian akan dilakukan secara bertahap. Masing-masing nilainya US$ 278 juta dan US$ 950 juta.

Rothschild, yang juga salah satu pemegang saham Mayoritas di Bumi Plc merespons proposal ini dengan tawaran baru, yaitu berani membayar Bumi Plc senilai US$ 270 juta (Rp 2,5 triliun) kepada Bumi Plc melalui NR Investments jika dewan komisarisnya berani memutus hubungan dengan Grup Bakrie dan Samin Tan.

Dewan direksi Bumi Plc yang sudah melakukan pertemuan menyatakan tidak bisa merespons tawaran Rothschild dan akan melanjutkan pembahasan proposal Grup Bakrie, tawaran yang akan 'menceraikan' Bumi Plc dengan Grup Bakrie.

Sepanjang tahun 2012, harga saham Bumi Plc di Bursa London anjlok sangat dalam, mencapai 69%. Berita buruk di berbagai media serta kisruh antara kedua kubu yang tak kunjung reda menjadi sentimen negatif terhadap pergerakan sahamnya.


(ang/dnl)

Hide Ads