Wamentan: Perlu Inisiatif Global Kurangi Kemiskinan dan Kelaparan

Laporan dari Berlin

Wamentan: Perlu Inisiatif Global Kurangi Kemiskinan dan Kelaparan

- detikFinance
Rabu, 23 Jan 2013 22:21 WIB
Aigner-Dr. Rusman (dok. KBRI Berlin)
Berlin - Dalam upaya mengurangi kemiskinan dan kelaparan, diperlukan inisiatif global untuk meningkatkan produksi pangan berkelanjutan.

Demikian disampaikan Wakil Menteri Pertanian RI Dr. Rusman Heryawan pada The 5th Berlin Agriculture Ministers Summit (Pertemuan para Menteri Pertanian di Berlin ke-5), yang dihadiri oleh perwakilan dari 85 negara dan beberapa lembaga internasional (17-20 Januari 2013).

"Sehubungan dengan itu diperlukan kebijakan strategis untuk merespon masalah tersebut melalui peningkatan investasi pertanian bertanggung jawab dan juga inovasi," ujar Wamentan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Wamentan menggarisbawahi bahwa dalam hal ini harus ditekankan pentingnya komitmen bersama untuk mendorong peningkatan investasi baik oleh pemerintah, swasta, maupun lembaga donor internasional.

"Dan investor yang paling penting adalah petani sendiri, sehingga fokus kebijakan perlu diarahkan untuk memfasilitasi peningkatan investasi oleh petani," demikian Wamentan.

Pertemuan dengan tema Responsible Investment in the Food and Agriculture Sectors: Key Factor for Food Security and Rural Development" itu dipimpin oleh Menteri Pangan, Pertanian, dan Perlindungan Konsumen Jerman, Ilse Aigner.

Pemilihan tema ini sebagaimana disampaikan Fungsi Pensosbud KBRI Berlin Ayodhia GL Kalake secara khusus ditujukan untuk menindaklanjuti Voluntary Guidelines on the Responsible Governance of Tenure, Land, Fisheries and Forest in the Context of National Food Security (VGGT) yang disepakati di FAO pada Mei 2012.

Dalam pembukaan International Green Week (IGW) ke-78 yang diadakan back-to-back dengan Global Forum for Food and Agriculture (GFFA) 2013, Aigner menyampaikan bahwa fokus IGW dan GFFA tahun ini diarahkan pada topik mengenai Responsible Agricultural Investment (RAI).

"Diskusi tentang investasi pertanian bertanggung jawab ini tidak hanya sekedar menyentuh aspek pendanaan, namun juga aspek sosial dan sumber daya manusia," tandas Aigner.

Pertemuan para Menteri Pertanian tersebut merupakan bagian dari Global Forum for Food and Agriculture (GFFA) 2013 di Berlin (17-20 Januari 2013). Agenda GFFA 2013 terdiri dari Expert Panel Discussions, International GFFA Panel Discussions, dan the 5th Berlin Agriculture Ministers Summit.

Delegasi RI dipimpin oleh Wakil Menteri Pertanian RI dan didampingi oleh Duta Besar RI di Berlin, Staf Ahli Menteri Pertanian Bidang Kerjasama Internasional, Atase Pertanian RI di Roma, serta Fungsi Ekonomi KBRI Berlin.

Fokus Petani

Sementara itu, Deputi Sekjen UNCTAD Petko Draganov dalam diskusi panel GFFA menegaskan bahwa tantangan utama dalam kebijakan mendorong investasi pertanian adalah menciptakan iklim investasi kondusif, disertai upaya menghindari eksternalitas negatif dan mendorong eksternalitas positif.

Lanjut Draganov, secara spesifik kebijakan pemerintah perlu melibatkan seluruh pemangku kepentingan, menyediakan infrastruktur memadai, dan memperhatikan hak atas lahan.

"Selain itu perlu ada kebijakan menghindari persaingan untuk melindungi petani kecil, mendorong peningkatan kapasitas petani kecil, mendorong akses terhadap informasi dan teknologi, serta mengintegrasikan petani dalam rantai pasok," pungkas Draganov.

Para panelis memandang penting investasi pertanian bertanggung jawab, namun dibutuhkan indikator untuk memonitor perkembangan investasi pertanian, inovasi dalam kelembagaan untuk memberdayakan para petani kecil, dan meyakinkan bahwa pertumbuhan sektor pertanian memberikan dampak positif terhadap peningkatan gizi. (es/es)

Hide Ads