Jakarta -
Grup Bakrie sempat menjadi primadona di kancah bisnis Indonesia sebelum krisis ekonomi 2008 lalu. Bahkan, orang nomor satu di keluarga Bakrie, Aburizal Bakrie, pernah menjadi orang kaya nomor 1 di Indonesia versi majalah Forbes.
Seiring berjalannya waktu, roda kehidupan pun berputar. Perusahaan Grup Bakrie dan anak-anak usahanya secara perlahan mulai tumbang, salah satunya gara-gara utang yang menggunung.
Kinerja saham-saham anak usaha Grup Bakrie di pasar modal pun mulai pudar, padahal dulu sempat menguasai Bursa Efek Indonesia (BEI), sampai-sampai ada pelesetan BEI itu adalah Bakrie Efek Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tapi sayangnya, kini kinerja delapan perusahaan Bakrie di lantai bursa makin melempem dan beberapa ada yang terpaksa melego aset-asetnya demi bayar utang. Berdasarkan penelusuran detikFinance, Senin (18/2/2013), berikut ini adalah aset-aset Grup Bakrie yang siap dan sudah dilepas.
Melalui anak usahanya PT Bakrie Swastika Utama (BSU), PT Bakrieland Development Tbk (ELTY), akan melepas sebagian kepemilikannya untuk membayar utang. Perusahaan ini memiliki total lahan seluas 53,6 hektare (ha) yang dikembangkan menjadi kawasan hunian terintegrasi atau superblok Rasuna Epicentrum.
Saat ini Bakrieland masih memiliki cadangan lahan (landbank) seluas 10 ha di kawasan tersebut. Pihak
Bakrieland masih memberikan kesempatan untuk menawarkan harga terbaik dari niatnya ini. Salah satu investor yang santer diberitakan adalah Pertamina karena proyek Pertamina Tower akan dibangun di koridor Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan.
Dengan asumsi lahan kosong yang semakin terbatas di daerah tersebut, maka lahan yang paling berpeluang untuk dibeli adalah milik Bakrieland. Namun, pihak Bakrielland belum bisa membenarkan
kabar tersebut karena pihaknya mengaku belum ada pembicaraan langsung dengan Pertamina.
Anak usaha Grup Bakrie ini berencana melepas sebagian kepemilikan sahamnya untuk membiayai proyek besarnya. Setidaknya ada tiga proyek besar yang akan dikerjakan salah satu tambang Grup Bakrie
tersebut.
Tiga proyek tersebut meliputi: Dairy Prima Mineral (perusahaan seng dan timah hitam), Gorontalo Mineral (perusahaan tembaga dan emas), dan Citra Palu Minerals (perusahaan tembaga dan emas).
Untuk merealisasikan proyek-proyeknya itu, perseroan membutuhkan dana sebesar US$ 300 juta yang salah satu opsinya kemungkinan dengan mencari mitra strategis. Pihak Bumi Resources mengaku, penjualan aset-asetnya itu akan dilakukan paling cepat tahun ini dan berharap akan tetap memegang mayoritas kepemilikan sahamnya sebesar 80%.
PT Bakrieland Development Tbk (ELTY), melalui anak usahanya, PT Bakrie Toll Road (BTR), melepas lima ruas tol ke Grup MNC milik pengusaha Hary Tanoe senilai Rp 2 triliun.
Ruas tol yang telah berpindah tangan ke grup MNC antara lain Kanci-Pejagan, ataupun yang masuk dalam konsesi Pejagan-Pemalang, Pasuruan-Probolinggo, Batang-Semarang, Ciawi-Sukabumi serta Cimanggis- Cibitung.
Penjualan tersebut termasuk akuisisi lahan 1.000 ha yang dikuasai Bakrieland. Terkait itu, niat Bakrie untuk membangun taman bermain kelas dunia, layaknya Disney, akan diteruskan Hary Tanoesoedibjo.
Induk usaha TvOne dan ANTV ini disebut-sebut akan dijual untuk mengurangi utang-utang Grup Bakrie. Namun, kabar tersebut dibantah pemilik Grup Bakrie yaitu Aburizal Bakrie.
Sebelumnya merebak kabar VIVA akan dibeli oleh pengusaha Hary Tanoesoedibjo, setelah pembelian beberapa ruas jalan tol milik Grup Bakrie oleh Hary Tanoe lewat MNC.
PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) berencana melepas kepemilikan saham di anak usahanya, PT Bakrie Pipe Industries. Penjualan ini dilakukan dalam rangka meringankan beban utang perseroan.
Terdapat beberapa calon mitra strategis yang berminat masuk sebagai pemegang saham Bakrie Pipe Industries. Proses divestasi diperkirakan akan tuntas triwulan I-2013. Uang hasil penjualan sebagian saham dapat mengurangi utang BNBR yang sebelumnya memang telah terpangkas Rp 3,7 triliun hingga triwulan III-2012.
Halaman Selanjutnya
Halaman