Ini Alasan Pembangkit Listrik Matahari Sulit Berkembang di RI

Ini Alasan Pembangkit Listrik Matahari Sulit Berkembang di RI

- detikFinance
Jumat, 22 Feb 2013 19:20 WIB
Jakarta - Indonesia berada di garis katulistiwa dengan sinar matahari yang cukup banyak untuk bahan bakar Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Tapi kenapa PLTS masih sulit berkembang di Indonesia?

"Memang harga solar cell saat ini cenderung makin murah, namun yang jadi masalah pengembangan listrik tenaga matahari yakni keterbatasan pembebasan lahan dan masih sangat mahalnya harga baterai," kata Dirjen Energi Baru dan Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Rida Mulyana ketika ditemui di kantornya, Jakarta, Jumat (22/2/2013).

Dikatakan Rida, harga baterai penyimpan tenaga matahari 3 kali lipat daripada harga solar cell. Dan celakanya lagi, baterainya hanya bertahan selama 3 tahun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau solar cell sekali beli bisa bertahan hingga 25 tahun, tapi baterainya ini sudah harganya 3 kali lipat lebih mahal daripada solar cellnya, juga hanya bertahan selama 3 tahun, tentu ini biayanya masih tinggi sekali," ucap Rida.

Untuk itu, kata Rida, pengembangan PLTS saat ini lebih banyak difokuskan sebagai substitusi Pembangkit Listrik Tenaga Diesel.

"PLTD-PLTD yang menggunakan BBM ditambahkan back up dengan PLTS namun tidak memakai baterai, jadi pagi-sore hari PLTS beroperasi dan listriknya masuk ke jaringan tanpa pakai baterai, jadi nanti PLTD nya hanya beroperasi pada malam hari saja," katanya.

(rrd/dnl)

Hide Ads