Tak Hanya Kereta Bandara, Kuala Namu Bakal Punya Bus dan Taksi Khusus

Tak Hanya Kereta Bandara, Kuala Namu Bakal Punya Bus dan Taksi Khusus

- detikFinance
Selasa, 09 Apr 2013 16:57 WIB
Deli Serdang - Sarana transportasi massal di Bandar udara Kuala Namu di Sumatera Utara tak hanya akan mengandalkan kereta bandara saja. Ada sarana transportasi lain yang sedang diupayakan agar bisa mengakses bandara ini.

Plt General Manager Bandara Polonia PT Angkasa Pura II, Slamet Samiadji mengatakan, pihak Angkasa Pura sedang berkoordinasi dengan dinas perhubungan pemerintah daerah setempat untuk mengupayakan agar taksi perkotaan bisa mengakses khusus ke bandara Kuala Namu.

"Kalau itu kita seperti kerja sama dengan Kadishub untuk sama-sama ikut mendorong lahirnya aturan-aturan pesan taksi," kata Slamet saat ditemui di acara Airport Visit Angkasa Pura 2, di Medan, Sumatera Utara, Selasa (9/4/2013).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, dia pun mengatakan, akan mengupayakan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) agar dapat menyediakan bus khusus dengan akses Bandar Udara Kuala Namu. Dia mencontohkan bus itu layaknya Damri yang beroperasi di Bandara Soekarno Hatta.

"Tentu kita berharap seperti Damri. Tentu kita tidak bisa sendiri, harus melibatkan pemda untuk membuat titik-titik pengumpul poin penumpang," katanya.

Penambahan moda transportasi massal tersebut cenderung bersifat wajib dilakukan. Pasalnya, menurut Slamet, pergerakan penumpang di Bandara Polonia per tahunnya sudah mencapai 8 juta orang. Dengan beroperasinya bandara Kuala Namu, otomatis bandara Polonia akan dialihkan ke Kuala Namu, termasuk dengan penumpangnya.

"Kereta api mampu menampung 1,2 juta pertahun. Sampai hari ini, penumpang Polonia 7,9 juta per tahun. Akhirnya sisanya akan menggunakan moda lainnya," tambahnya.

Meski demikian, tidak sembarangan moda transportasi massal bisa masuk ke bandara Kuala Namu. Akan ada peraturan yang melarang sarana transportasi massal seperti becak motor yang khas dari kota Medan, dan juga ojek.

"Kalau bus itu juga ada syaratnya. Dia harus AC, dan sesuai dengan kondisi jalan di Medan-Kuala Namu. Jadi harus berukuran 3/4 lah. Karena jalan di Medan idealnya 3/4. Kita juga tidak ojek di sana, bentor (becak motor) juga nggak ada. Sehingga itu perlu kita sosialisasi. Yang pasti taksi," tutupnya.

(zul/dru)

Hide Ads