PLN Waspada, Cadangan Minyak RI Diprediksi Ludes 2025

PLN Waspada, Cadangan Minyak RI Diprediksi Ludes 2025

- detikFinance
Kamis, 19 Sep 2013 12:43 WIB
Foto: dok.detikFinance
Jakarta - Saat ini 88% pembangkit listrik PLN masih berbahan bakar fosil (energi tidak terbarukan) seperti batubara dan minyak. Dari jumlah tersebut, 23% menggunakan BBM, sementara cadangan minyak Indonesia diprediksi habis di 2025.

"Cadangan minyak kita makin sedikit, diprediksi tahun 2025 minyak kita habis, mau bagaimana kita. Kalau tidak diantisipasi bisa kaget kita, generasi kita nanti bagaimana," ujar Kepala Divisi Energi Baru Terbarukan PLN Mochamad Sofyan saat ditemui di Kantor Pusat PLN, Jakarta, Kamis (19/9/2013).

Sebanyak 88% pembangkit PLN, saat ini masih mengandalkan energi fosil. "Di mana pembangkit menggunakan bahan bakar batubara mencapai 44%, gas masih 21%, dan minyak 23%, sementara energi terrbarukan masih kecil sekali hanya 3,5%," ungkap Sofyan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kalau dari awal PLN atau Indonesia tidak membangun banyak pembangkit menggunakan energi terbarukan, maka nasib Indonesia bisa seperti warga di Filipina danJepang, yang tidak memiliki energi fosil, namun energinya masih mengandalkan energi fosil.

"Kalau Jepang tidak masalah, karena mereka negara kaya, mereka punya uang banyak, tapi seperti Filipina bagaimana? Mereka tidak punya minyak, batubara dan gas, yang terjadi masyarakatnya harus terbebani oleh tarif listrik yang mahal," ujarnya.

"Di Filipina itu tarif listriknya paling tinggi kedua di Asia setelah Singapura. Kalau ini tidak kita antisipasi dari sekarang, nasib kita bisa seperti di Filipina, Jepang, dan Singapura, harga listriknya mahal," tambahnya.

Untuk itu, PLN memiliki rencana jangka panjang sampai tahun 2021 pembangkit energi baru terbarukan yang saat ini baru 3,5% harus menjadi 20%.

"Ini target yang tidak mudah, namun harus dilakukan, fokus utama energi baru terbarukan yang akan dibangun PLN ada tiga yakni dari panas bumi, hydro dan biomassa," kata Sofyan.

(rrd/dnl)

Hide Ads