Pada tahun 2013, perseroan mampu memproduksi 56.000 ton bahan peledak berbagai jenis untuk keperluan industri. Padahal kebutuhan bahan peledak untuk industri tambang di dalam negeri saja mencapai 300.000 ton per tahun.
Untuk memasok bahan peledak di dalam negeri, Dahana harus bersaing ketat dengan produsen bahan peledak nomor 1 dan 2 di dunia, asal Amerika Serikat (AS) dan Australia yakni Orica dan Dyno. Para produsen bahan peledak kelas dunia ini merupakan pesaing terberat PT Dahana.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dahana berhasil menjadi pemasok bahan peledak untuk PT Adaro Energy Tbk. Sedangkan perusahaan tambang raksasa asing di Indonesia masih dikuasai produsen bahan peledak dunia.
Lini bisnis Dahana antara lain explosive manufacturing dan drilling and blasting. Untuk produksi bahan peledak (explosive manufacturing), produk yang dijual dan dihasilkan antara lain dayagel sesmic, dayagel series, dayadet electric, daya prime, bomb P-10, shaped charged hingga blast effect bomb. Produk terlaris Dahana adalah dayadet electric dan dayaprime.
Pada tahun 2013, perseroan meraup pendapatan Rp 1 triliun dan laba bersih senilai Rp 60 miliar. Sedangkan pada tahun 2014, Dahana menargetkan meraup laba bersih sebesar Rp 70 miliar dan pendapatan senilai Rp 1,1 triliun.
Perseroan pada tahun 2014 berencana membidik 6 proyek pertambangan besar. Dahana berencana menjadi pemasok utama untuk bahan peledak dari 6 lokasi pertambangan. Tambang yang dibidik adalah batu bara dan emas. Untuk ekspansi bisnis tersebut, Dahana harus bersaing ketat dengan Orica dan Dyno.
"Misal Kasongan Bumini Kencana. Dia perusahaan tambang emas. Terus ABN groupnya Toba untuk tambang batu bara. Ke-3 dia Kapuse dia Malinau Kalimantan Utara, ke-4 MBO di Malino. Malino punya batu bara kalori tinggi. Ke-5 konstruksi di Pulau Seram. Tambang emas bukit bitu Banyuwangi," sebutnya.
Minimal setiap 1 tender memiliki nilai proyek US$ 15 juta hingga US$ 20 juta. Untuk mendukung proses peledakan pertambangan, Dahana biasanya mendirikan On Site Plant di dekat lokasi tambang.
"Produksi 63.000 ton-65.000 ton bahan peledak. Dengan syarat 6 proyek menang. Tahun lalu kita produksi 56.000 ton," jelasnya.
Perseroan pada tahun 2014 mengalokasikan belanja modal sebesar Rp 140 miliar. Angka ini untuk mendukung tender-tender pertambangan yang dimenangkan Dahana.
"Investasi Rp 140 miliar. Itu tergantung proyek yang dimenangkan. Kita bangun on side plant, ada alat berat. Itu disesuaikan dengan penjualan kita," katanya.
(feb/hen)