Mantan Dirut PLN ini mengatakan, program tersebut sebetulnya sedang berjalan, dan tertuang dalam Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). Namun, kapasitas pelabuhan yang ada masih belum besar.
"Pelabuhannya harus dibangun. Itu sekarang kita sudah jalan, tinggal meneruskan," kata Dahlan kala ditemui detikFinance di kawasan Dago, Bandung, Jawa Barat (23/5/2014).
Di Sumatera, lanjut Dahlan, sedang dibangun pelabuhan Belawan yang lebih besar dan mampu menampung kapal berkapasitas 3.000 TEUs. Saat ini, pelabuhan Belawan hanya mampu disandari kapal dengan kapasitas 800 TEUs.
"Itu nggak cukup. Dengan pelabuhan seperti itu, biaya per ton dari Belawan ke Jakarta bisa Rp 15 juta. Tapi dengan pelabuhan yang baru, nanti 3.000 TEUs. Kalau itu ongkos angkutnya turun dari Rp 15 juta menjadi Rp 8 juta," paparnya.
Kemudian, tambah Dahlan, di Jakarta pun sedang dibangun terminal Kalibaru. Di Makassar juga ada pelabuhan baru yang akan dibangun. Kemudian di Sorong (Papua) juga akan dibangun pelabuhan sebesar yang di Makassar tetapi masih terhambat status tanah hutan.
"Jadi kalau dari Belawan ke Sorong itu kapasitas sudah 3.000 TEUs semua, baru barang itu jadi. Sebenarnya ini sudah dimulai," tutur Dahlan.
Jika nanti Jokowi terpilih menjadi presiden, menurut Dahlan, harus berkomitmen meneruskan proyek tersebut. "Jadi saya juga senang," ujarnya.
Sebelumnya, Jokowi menyebutkan bahwa konsep 'tol' laut ini adalah mengembangkan pelabuhan-pelabuhan di Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Kemudian ada kapal besar yang setiap hari lalu-lalang dan menjadi tulang punggung logistik nasional.
"Seharusnya ini dirintis oleh pemerintah. Kapalnya pemerintah, Pelni bisa, BUMN lain bisa. Tapi tidak oleh maskapai besar asing," kata Jokowi.
Salah satu tujuan dari proyek ini, menurut Jokowi, adalah mempersempit bahkan meniadakan disparitas harga antar wilayah. "Ada kesenjangan dalam pembangunan infrastruktur sehingga menyebabkan harga yang beda antara di Jawa, Sumatera, Sulawesi, Kalimantan, dan Papua. Manajemen distribusi logistik ini yang harus diperbaiki," tegasnya.
(zul/hds)