"Secara umum berada pada posisi sulit. Kondisi ekonomi dan daya beli masyarakat turun drastis," kata Direktur Angkutan Udara Kementerian Perhubungan, Djoko Murdjatmodjo dalam acara Press Background di Hotel Millenium, Jakarta, Rabu (4/6/2014).
Djoko memaparkan, pada 2010 industri penerbangan tumbuh 18,2%. Kemudian 2011 turun menjadi 16,27%. Lalu pada 2012 kembali naik menjadi 18,65%.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pihak maskapai sendiri memutar otak untuk melakukan efisiensi demi keberlangsungan bisnis. Upaya yang dilakukan di antaranya restrukturisasi rute-rute yang diterbangi.
"Akhirnya mengurangi dan resturkturisasi rute, mencoba peluang di rute lain. Tapi tetap pertumbuhannya tidak siginifikan," tutur Djoko.
Kenaikan harga avtur, lanjut Djoko, juga berpengaruh terhadap penurunan pertumbuhan industri penerbangan. Penumpang akan mengalihkan skala prioritas dengan memilih moda yang lebih murah untuk bepergian.
"Dari sisi airline kesulitan harga avtur naik. Dolar juga menguat," ucap Djoko.
Djoko menambahkan, tahun ini kondisi industri penerbangan berangsur membaik. Ini ditandai dengan pertumbuhan penumpang pada Januari sebesar 18% dibandingkan periode yang sama pada 2013.
"Saya punya data, Januari 2014 penumpang 6,6 juta dibanding dengan 2013, dia naik hampir 18%. Kondisi ini diharapkan bisa meningkat pada bulan-bulan selajutnya," sebutnya.
Β
(zul/hds)