Seksi I Tol Bocimi sepanjang 15 km akan membentang dari Ciawi hingga Cigombong (Bogor), kini masih proses pembebasan lahan. Kementerian PU sempat menargetkan ruas tol Ciawi-Cigombong akan selesai awal 2015, namun karena lahan belum bebas dipastikan akan molor dari target.
Kementerian PU masih menunggu persetujuan dan pencairan dana tambahan untuk pembebasan lahan (land Capping) untuk pembebasan lahan seksi I. Hal ini karena ada perubahan nilai nominal pembebasan lahan seksi I dari yang semula ditaksir sebesar Rp 423 miliar, menjadi lebih besar.
Akibat membengkaknya anggaran pembebasan lahan, maka dana land capping yang disiapkan Rp 423 miliar hanya bisa membebaskan 45% lahan untuk seksi I.
"Saat ini, baru sekitar 45% pembebasan lahannya. Warganya sudah mau untuk dibebaskan (lahannya) cuma uang BLU (Badan Layanan Umum)-nya Rp 423 miliar ini sudah mau habis. Ini kita masih menunggu dana land capping untuk pembebasan yang yang sisanya," ujar Direktur Binatekni Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum Subagyo di Padjadjaran Suites Hotel, Bogor, Kamis malam (12/6/2014)
Sementara itu, Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian PU Achmad Ghani Gazali menjelaskan penambahan dana land capping diperlukan karena dana yang dialokasikan sebelumnya tidak mencukupi.
"Kita memang untuk tahap pertama, Ciawi-Cigombong sepanjang 15 km. Progres penyelesaian tanahnya 45%. Kawajiban badan usaha sudah selesai. Tinggal sisa peningkatan harga tanah pada saat mau pembayaran. Misalnya kalau waktu itu harganya 100, nah pada saat dibayarkan harganya 300, berarti kan ada selisih 200. Nah 200 ini yang akan dibayarkan pemerintah yang dinamakan land capping ini," jelas Ghani.
Terkait dana land capping, pihaknya terus mendorong Kementerian Keuangan untuk segera merealisasikan usulan anggaran, agar kenaikan harga yang terjadi tidak semakin membengkak akibat kenaikan nilai jual objek pajak (NJOP) yang terus naik.
"Ini (land capping) yang sedang diprogramkan pemerintah, sekarang tinggal tunggu pencairan dari Kemenkeu. Kami mohon maaf kepada masyarakat. Masyarakat di Ciawi memang sudah menerima tetapi dananya memang belum ada, jadi kami mohon maaf," pungkasnya.
Seksi I Proyek Jalan Tol Bocimi ini melewati sejumlah wilayah di Kota Bogor dan Kabupaten Bogor. Di Kota Bogor meliputi Kelurahan Muara Sari, Kelurahan Rancamaya, Kelurahan Kertamaya, Kelurahan Bojong Kerta dan Kelurahan Raja Sari di Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor.
Sementara, untuk wilayah Kabupaten Bogor yang dilintasi adalah Desa Bitung Sari di Kecamatan Ciawi, Desa Ciherang Pondoh, Desa Cimande Hilir, Desa Caringin di Kecamatan Caring, Desa Ciadeg, Desa Ciburayut, Desa Cigombong, Desa Ciburuy, Desa Cisalada, Desa Wates Jaya di Kecamatan Cigombong.
"Saya harap dalam waktu dekat dapat cair. Kalau sudah cair kita bisa segera membayar masyarakat yang sudah mau," katanya.
Ghani belum dapat memastikan kapan proyek tol seksi I sepanjang 15 Km bisa selai, termasuk hingga ke Sukabumi.Ia beralasan tak bisa menargetkan kapan selai proyek ini karena pembebasan lahan belum sampai 100%. Secara di atas kertas,proses konstruksi fisik memerlukan waktu 24 bulan, setelah lahan dibebaskan seluruhnya.
Saat ini konsesi proyek Tol Ciawi-Sukabumi dipegang oleh MNC Group, setelah mengakuisisi dari Grup Bakrie tahun lalu.
Beberapa ruas tol yang diakuisisi MNC dari Bakrie selain Bogor-Ciawi-Sukabumi, antara lain Pejagan-Pemalang, Probolinggo-Pasuruan, yang masih dalam proses pembebasan tanah. Sedangkan tol yang diakuisisi dalam status sudah beroperasi adalah tol Kanci-Pejagan.
Pada Maret tahun lalu CEO MNC Group Hary Tanoesoedibjo menyambangi Menteri Pekerjaan Umum, Djoko Kirmanto menyusul proses pengambil-alihan beberapa ruas tol milik Bakrie. Harry Tanoe siap menjalankan bisnis tol.
Rencananya Tol Bocimi yang akan menelan dana kurang lebih Rp 7,8 triliun punya panjang mencapai 54 km, antara lain Seksi I, Ciawi-Cigombong (15 km), Seksi II Cigombong-Cibadak (12 km), Seksi III Cibadak-Sukabumi Barat (14 km), dan Seksi IV Sukabumi Barat-Sukabumi Timur (13 km).
(hen/hen)