Setelah berhasil mengelabui banyak rakyat Rusia yang lugu, Sergei Mavrodi si pendiri MMM pun mulai mencari pasar baru untuk kegiatan operasinya. Pasalnya, ia sudah dijebloskan ke penjara gara-gara menjalankan MMM di Rusia.
Pria yang terbukti menipu 10.000 investor oleh Pengadilan Rusia ini pun memilih India sebagai basis operasi berikutnya setelah kabur dari Negara Beruang Merah tersebut. Pada tahun 2011 muncul lah MMM India.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Caranya sama, setor uang dan berharap disetor oleh anggota lain di bulan berikutnya, begitu seterusnya. Setelah setor, para anggota akan mendapat mata uang virtual bernama Mavro.
Seperti dikutip dari MoneyLife India, Rabu (13/8/2014), ada ketentuan para anggota ini harus memegang minimal 100 unit Mavro atau sekitar 5.000 rupee atau sekitar Rp 1 juta. Dana anggotanya ini ternyata masuk ke pihak yang ditunjuk Mavrodi untuk menjalankan MMM India.
Berdasarkan data Who.is MMM India teregistrasi atas nama Ivan Ivanov dari Petrozavodsk, Rusia. Situs yang digunakan untuk transaksi MMM India akan habis masa berlakunya pada 11 Juli 2014.
Intinya sama saja, dengan di Indonesia. Dalam satu dan dua tahun tidak ada masalah. Anggota masih dapat uangnya kembali ditambah keuntungan bulanan. Tidak ada yang merasa ditipu, semua senang.
Makin lama, makin terasa anehnya. Pembayaran untung MMM India ke anggotanya mulai tersendat. Kenapa? Ya sudah tidak ada lagi anggota baru.
Uang yang berputar hanya di anggota lama saja. Lama-lama habis itu uang dipakai berbagai keperluan para anggotanya. Mereka hanya berharap dapat untung dari MMM tanpa mencari uang dari tempat lain, sementara uang baru pun tidak ada karena tidak ada anggota baru.
Selama ini kan perputaran uangnya hanya di sesama anggota saja. Begitu tak ada lagi anggota baru, skema seperti ini langsung kolaps dan banyak anggota yang tidak menerima get help (GH), istikah pengiriman uang mereka, sama sekali.
Pertanyaan yang paling besar adalah, siapa yang akhirnya menguasai uang 100 Mavro milik para anggota yang selama ini ditahan?
Pertanyaan berikutnya, jika skema ini benar-benar menguntungkan, kenapa pemerintah tidak menerapkan skema ini supaya India bisa terbebas dari utang-utang luar negeri?
Lanjut ke pertanyaan berikutnya, mengapa pemerintah di negara lain tidak meninggalkan sistem ekonomi lamanya dan pindah saja ke sistem MMM yang tidak perlu kerja keras tapi bisa menghasilkan banyak uang?
Β
Skema Ponzi MMM India ini akhirnya ditutup setelah tiga tahun berdiri dan beberapa pelakunya ditangkap Badan Pelanggaran Ekonomi (EOW). Beberapa di antaranya yang ditangkap adalah pasangan Michael Gulakhev dan Jennifer Menezes ditangkap karena menjadi koordinator untuk publikasi MMM India.
Gulakhev bekerja di MMM India sebagai penerjemah sekaligus motivator dalam mencari anggota baru. Sebanyak 20 rekening bank milik Gulakhev.
Pada bulan sebelumnya EOW juga menangkap lima orang termasuk dua orang warga negara Rusia untuk kasus penipuan dengan melalui MMM India.
Fenomena MMM kali ini merasuki Indonesia. Sampai saat ini belum ada pihak yang merasa dirugikan oleh MMM Indonesia karena jumlah anggotanya masih bertambah. Namun dari informasi terakhir, tingkat provide help (PH), istilah untuk memberi bantuan ke anggota lain, sudah lebih sedikit ketimbang anggotanya yang menunggu GH.
Sehingga, MMM Indonesia berdalih server-nya down sehingga harus ada penyesuaian. Penyesuaian tersebut membuat aturan main berubah, salah satunya adalah keuntungan yang turun menjadi hanya 10% dari sebelumnya dijanjikan 30%. Ada juga anggota yang tak kunjung dapat GH.
(ang/hds)