"Pada dasarnya kami itu di Kementerian BUMN total pegawai 260 orang, itu kita 22 lantai. Memang sebagian bisa disewakan ya, sebagian juga disewakan," katanya di Istana Negara, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta, Rabu (17/12/2014).
"Tapi persoalannya juga gedung itu cukup tua yah. Jadi kalau kerja hari Minggu, kan AC itu harus nyala semua. Jadi kan nggak efisien. Itu yang kami usulkan," ujarnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau tidak dijual, apakah ada bagian pemerintahan lain yang membutuhkan kantor, kita diberi saja yang lebih kecil. Tujuan kan efisien," jelasnya.
Efisien di sini, kata Rini, bukan hanya dari jumlah lantai saja tapi juga masalah biaya listrik yang cukup mahal, belum ditambah dengan biaya perawatan gedung yang mencapai Rp 12 miliar per tahun.
"Kita kan harus efisien menggunakan listrik. Jadi bukan lantai-lantai gedungnya, tapi juga penggunaan listrik, mengurus gedung. Kan karyawan kita jadi berkonsentrasi di situ. Padahal kan kita harus mengurus dan menjaga BUMN," katanya.
Lihat penampakan gedung bekas kantor PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) tersebut di sini.
(ang/dnl)