Permohonan ini disampaikan kepada panitia kerja PMN di Komisi VI DPR. Dana triliun itu akan dipakai mendukung pengadaan gabah dari petani.
"Dengan modal Rp 3 triliun akan dipakai untuk percepatan penyerapan gabah saat panen raya karena Maret ini sudah masuki panen raya. Biasanya Maret sampai Juni," kata Direktur Utama Bulog Lenny Sugihat saat rapat panja di Komisi VI DPR, Senayan, Jakarta Selatan, Senin (26/1/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"PNM mampu mengurangi beban pinjaman bunga bank Rp 300 miliar per tahun," jelasnya.
Permohonan PMN oleh Bulog ini menuai kritikan dari parlemen di Senayan. Salah satunya disampaikan oleh Anggota Komisi VI dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Darmadi Durianto. Darmadi menilai suntikan modal pemerintah dinilai tidak membuat kinerja keuangan Bulog menjadi lebih baik.
Dalam prognosa keuangan, pendapatan Bulog pada tahun 2015 tanpa PMN senilai Rp 31,95 triliun sedangkan adanya PMN senilai Rp 3 triliun membuat pendapatan Bulog menjadi Rp 32,09 triliun. Artinya suntikan modal Rp 3 triliun hanya mampu menaikkan pendapatan sekitar Rp 140 miliar.
"Ibu nggak bisa genjot pendapatan. Enggak bisa upaya genjot pendapatan yang lain. Kecil kenaikan pendapatan pasca PMN. Dikasih uang hanya bayar utang tapi kinerja nggak digenjot," jelasnya.
Ada juga kritikan ke Bulog terkait kualitas beras. Beras Bulog dinilai kerap tidak layak dikonsumsi masyarakat. Hal ini harus dibereskan oleh manajemen Bulog yang baru sebelum pencairan PMN dilakukan.
Sementara itu, anggota Komisi VI dari Fraksi Golongan Karya (Golkar) Sarmuji Muhammad menyebut Bulog seharusnya tidak melulu mengejar keuntungan semata. Bulog, sebagai BUMN pangan, memiliki peran strategis untuk menjamin harga dan ketersediaan beras di pasar.
"Saya terima bahan ini. Urusan Rp 3 triliun bahannya simple sekali. Saya pandang keuangan penting, tapi bukan utama. Ada misi negara yakni Bulog didirikan supaya harga di tingkat petani nggak jatuh," jelasnya.
(feb/ang)