Cerita Kebijakan Menteri Susi yang Bikin Pasokan Ikan Dunia Kosong

Cerita Kebijakan Menteri Susi yang Bikin Pasokan Ikan Dunia Kosong

- detikFinance
Rabu, 18 Feb 2015 08:18 WIB
Cerita Kebijakan Menteri Susi yang Bikin Pasokan Ikan Dunia Kosong
Jakarta - Akhir-akhir ini, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti sering mengungkapkan kondisi pasokan ikan kosong pada beberapa negara di dunia. Hal itu adalah akibat beberapa kebijakan yang dibuat Susi seperti moratorium izin kapal dan larangan transhipment.

Di akhir tahun 2014, Susi telah mengeluarkan 2 kebijakan yaitu moratorium yang diatur di dalam Permen KP No. 56/2015 dan larangan transhipment yang diatur di dalam Permen KP No. 57/2015. Kedua aturan itu diklaim Susi efektif menekan praktik illegal fishing.

Susi mengatakan banyak negara terkena dampak langsung 2 kebijakannya ini. Salah satu yang paling terkena dampak adalah General Santos (Gensan) di Filipina. Susi banyak mengurai fakta bagaimana General Santos yang dikenal sebagai eksportir tuna fresh terbesar di dunia justru mendapatkan pasokan tuna dari Bitung, Sulawesi Utara (Sulut).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berikut ini berbagai penjelasan Susi soal General Santos dan pernyataan lainnya seperti dikutip detikFinance, Rabu (18/02/2015).

Stok Ikan General Santos Kosong

General Santos siapa sangka kota General Santos merupakan salah satu eksportir tuna fresh terbesar di dunia. Padahal menurut Susi tuna fresh di dapat dari Perairan Bitung, Sulawesi Utara.

"99,9999% tunanya dari kita karena laut Filipina kosong," kata Susi.

Susi juga mengungkapkan modus Filipina bisa mendapatkan ikan tuna fresh dari Bitung Sulawesi Utara. Ikan-ikan tuna itu diangkut oleh nelayan Bitung dan dikirim ke kapal pengangkut atau tramper Filipina yang sudah menunggu di garis perbatasan.

"General Santos (Filipina) kan close (stok habis)," imbuhnya.

Dari kegiatan itu setidaknya General Santos mampu mengekspor tuna segar cukup besar setiap tahunnya yaitu hingga US$ 2 miliar. Sementara sang pemasok yaitu Bitung hanya mampu mengekspor produk tuna kaleng per tahun sebesar Rp 16 miliar.

Stok Ikan di Jepang Juga Kosong

Tidak hanya General Santos Filipina, beberapa negara juga terkena dampak dari kebijakan Susi, salah satunya Jepang.

"Banyak negara-negara pemakan tuna sekarang pusing karena harus cari ikan darimana. Senin ini dubes Jepang akan datang. Mereka harus beli di sini jangan dari broker," ungkap Susi.

Ternyata usut demi usut, Duta besar (Dubes) Jepang untuk Indonesia ternyata telah mendatangi kantor pusat Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Senin (16/02/2015). Jepang datang ingin berinvestasi di sektor perikanan di Indonesia. Hal ini disampaikan Inspektur Jenderal KKP Andha Fauzie Miraza

"Mereka bukannya mau ambil ikan tapi bikin industri, bikin pabrik di sini. Ada penggalangan kapal juga mereka mau buat," kata Andha.

Stok Ikan di Dubai Juga Kosong

Susi Pudjiastuti telah mengeluarkan aturan moratorium dan pelarangan transhipment atau bongkar muat ikan di tengah laut. Aturan ini dinilai Susi sukses membuat pasokan ikan di beberapa negara dunia kosong.

"Policy yang saya buat ada multiplier effect, mengosongkan pasokan ikan dunia. Indonesia mendapatkan untung," kata Susi.

Susi mengatakan dari beberapa laporan pelaku usaha sektor perikanan, stok ikan di beberapa negara contohnya Dubai yang selama ini dipasok dari Filipina dan Thailand mulai berkurang drastis. Hal ini menjadi peluang bagi pelaku usaha pengolahan ikan di Indonesia.

"Saya dapat berita bagus, eksportir tuna kaleng sekarang senang karena ekspor tuna kaleng ke Dubai naik 20-30%. Lagi-lagi yang untung pengusaha," imbuhnya.

Stok Ikan di Thailand Kosong

Selain General Santos (Gensan/Filipina), salah satu industri pengolahan ikan di negara Thailand juga terganggu akibat kebijakan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti. Hal itu disebabkan karena minimnya pasokan ikan yang didapat dari nelayan akbat pengetatan aturan tangkap yang dilakukan Susi.

"Industri surimi banyak di Thailand yang menurut informasi juga banyak kekurangan bahan baku dengan keluarnya kebijakan KKP (Kementerian Kelautan dan Perikanan). Jadi luar biasa dampak dan efektifitas kebijakan KKP ini," kata Dirjen Pengolahan dan Pemasaran (P2HP), Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Saut P Hutagalung.

Surimi adalah bahan makanan dari ikan berbagai jenis yang dihaluskan hingga membentuk seperti pasta. Bahan ini biasanya dikemas plastik dan dalam keadaan beku, untuk kemudian dilelehkan dan diolah menjadi makanan jadi.

"Yang ditangkap tidak saja tuna tetapi yang banyak juga ikan-ikan dasar seperti kakap merah, tenggiri, octopus dan ikan-ikan campur untuk industri pengolahan surimi," imbuhnya.

Melihat kejadian ini Saut memperkirakan bisa jadi Indonesia adalah negara produsen ikan terbesar di dunia. Hanya saja dengan banyaknya praktik illegal fishing negara tentu dirugikan dengan jumlah yang cukup besar.

"Memang di kawasan Asia tenggara dan timur boleh dikatakan potensi ikan yang cukup banyak dan belum ketat pengaturan serta penegakannya ya di Indonesia, ini sebelum penegakan aturan sejak akhir tahun 2014. Tahun sebelumnya sebetulnya sudah banyak juga upaya-upaya pengawasan tetapi belum cukup untuk suatu efek jera seperti sekaranq ini. Mari kita kelola dan manfaatkan dengan sebaik-baiknya secara berkelanjutan untuk kesejahteraan bangsa kita," tandas Saut.
Halaman 6 dari 5
(wij/ang)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads