Direktur Pelayanan Publik Perum Bulog Lely Pelitasari S menyatakan salah satu pemicu kenaikan harga beras adalah keterlambatan pembagian raskin.
Pemerintah memang tidak menyalurkan raskin pada bulan November dan Desember 2014 sebesar 460.000 ton. Sementara itu, penyaluran raskin pada Januari 2015 mengalami keterlambatan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lely menjelaskan tidak adanya penyaluran raskin selama hampir 3 bulan memang cukup berpengaruh signifikan terhadap kenaikan harga beras. Alasannya selama ini raskin membantu pasokan di tingkat pasar dan suplai beras kepada masyarakat umum.
"Suplai yang biasa rutin setiap bulan ada 230.000 ton untuk raskin. Kenapa 230.000 ton itu penting? konsumsi kita per bulan dengan asumsi konservatif 139 kg beras/kapita/tahun dikalikan jumlah penduduk kita maka dibutuhkan 2,6 juta ton beras per bulan. Diisi 230.000 ton untuk program raskin tadi. Share 10% terhadap pasar sangat signifikan," paparnya.
Alasan ini sudah jelas menjadi penyebab kenaikan harga beras. Apalagi ketersediaan pasokan beras juga ikut terganggu karena ketiadaan stok akibat mundurnya musim panen.
"Belum lagi paceklik dan tanam mundur, jadi lengkap sudah harga beras naik," sebutnya.
(wij/hen)